Di ILC, Haikal Hassan Ungkap Pesan untuk Mahfud MD, Singgung soal Kekuasaan: Watak Aslinya Muncul

Ridhmedia
19/12/19, 05:15 WIB
RIDHMEDIA - Ketua II Presidium Alumni (PA) 212, Haikal Hassan mengungkapkan kritik keras pada Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD.

Dilansir TribunWow.com, Haikal Hassan pun mengimbau Mahfud MD untuk tak melupakan jejak digital.

Menurutnya, semenjak menjadi seorang menteri Mahfud MD seolah menunjukkan sikap asli yang dimiliki.

Hal itu disampaikannya melalui tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (17/12/2019).

Haikal Hassan mulanya menyinggung oknum pejabat yang kembali membuat kegaduhan.

"Lagi-lagi pejabat bikin gaduh, dan lagi-lagi diangkat ILC, dan semoga ini bisa mencerdaskan kehidupan bangsa," ujar Haikal Hassan.

Lantas, ia juga menyinggung soal koreksi yang disampaikan oleh Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Haris Azhar terhadap pernyataan Mahfud MD.

Menurut Haikal Hassan, hal itu cukup memalukan, mengingat jabatan Mahfud MD sebagai seorang menteri.

"Cukup malu jika senioritas Pak Mahfud MD dikoreksi oleh juniornya dengan cara yang menohok," kata Haikal Hassan.

Lantas, ia menyoroti tentang munculnya watak asli seseorang setelah menduduki jabatan strategis.

"Bahkan menurut pendapat kami, watak asli seseorang muncul ketika dia pegang kekuasaan," ujar dia.

Haikal Hassan pun melontarkan perumpamaan untuk menjelaskan pernyataannya.

"Karena kalau umpamanya hujan deras sekalipun enggak akan terasa kalau berada di dalam halte bus," sebutnya.

"Keluar dong sebentar, kita akan berdebat kusir, 'Hujan enggak? Enggak, hujan enggak? Enggak," sambungnya.

"Julurkan tangan pun tidak, makanya enggak akan terasa, itulah yang kami rasakan saat ini."

Lebih lanjut, ia menyinggung soal pernyataan Proklamator RI Soekarno.

"Kalau Bung Karno pernah bilang jas merah, jangan sekali-kali pernah melupakan sejarah," kata dua,

"Maka untuk Pak Mahfud kita pesankan jas metal, jangan sekali-kali melupakan jejak digital."

Ia menambahkan, banyak jejak digital soal pernyataan Mahfud MD sebelum menjadi seorang menteri.

"Karena jejak digitalnya banyak sekali sebagai pendukung waktu itu, tetapi akhirnya seperti sekarang, pernyataannya cukup menyakitkan," ujar Haikal Hassan.

"Walaupun itu diralat, tapi kalau diralat ya harusnya acara ini selesai begitu saja karena menurut beliau yang salah wartawan, wartawan yang salah kutip ."

Lantas, Haikal Hassan menyebut pemerintah seolah berniat untuk 'cuci tangan' atas kasus pelanggaran HAM yang tak kunjung terselesaikan.

"Jadi ada upaya yang sangat sistematis sekali di dalam wacana beliau dan wacana negara yang mengarahkan ke 'Ini konflik horizontal, ini bukan pelanggaran HAM' dan seolah-olah negara mau cuci tangan dari kasus itu," ungkapnya. [tnc]

Simak video berikut ini dari menit awal:

Komentar

Tampilkan

Terkini