RIDHMEDIA - Protes anti-UU Kewarganegaraan, yang akan membuat jutaan Muslim terusir, menjalar ke seluruh India dan menimbulkan puluhan korban jiwa. Namun mengapa tiga superstar Bollywood; Shah Rukh Khan, Aamir Khan, dan Salman Khan masih membisu?
Anubhav Sinha, seorang sutradara terkemuka di India, mengatakan; "Saya sangat marah kepada ketiganya. Mereka punya penggemar luar biasa. Satu kata dari mereka akan mempengaruhi ratusan juta orang di India."
Sinha mengenal Shah Rukh Khan saat menyutradari Ra One tahun 2011. Situasi politik di India, yang dipicu UU Kewarnegaraan yang mengesampingkan Muslim, adalah dilema bagi Bollywood.
Menurut Sinha, industri film India didominasi Muslim, mulai dari aktor sampai tukang panggul lampu. "Mereka bertahun-tahun melayani mayoritas Hindu," kata Sinha.
UU Kewarganegaraan itu mengancam siapa saja yang beragama Islam, tapi Shah Rukh Khan, Salman Khan, dan Aamir Khan, membisu.
"Tidak peduli apa yang mereka katakan. Yang penting bersuara," kata Sinha. "Atau, mereka tampil bersama pengunjuk rasa di mana pun. Itu pun akan mengubah segalanya."
Shah Rukh Khan memiliki 40 juta pengikut di Twitter. Salman dan Aamir masing-masing 38 dan 25 juta.
"Saya tidak mengatakan ketiganya harus setuju dengan saya. Suara mereka akan menjadi kebaikan terhadap apa yang kami miliki," ujar Sinha.
Di Bollywood, sesuatu yang mungkin diabaikan Sinha, semua orang pragmatis. Aktor Bollywood selalu mengambil sikap pro-pemerintah.
"Di AS, Donald Trump tidak bisa menggunakan mesin pemerintah untuk mengejar aktor yang mengkritik," kata Rajeev Masand, wartawan film di India. "Di India, aktor dilanda ketakutan luar biasa ketika mengkritik pemerintah."
PM Narendra Modi menggunakan Bollywood sebagai mesin politik. Ia secara teratur muncul bersama aktor-aktor terkenal. Yang terjadi berikutnya adalah, menurut para kritikus film, film-film yang diproduksi mendukung pemerintah.
Tiga film muncul tahun ini. Salah satunya biopic PM Narendra Modi. Shah Rukh Khan, Aamir Khan, dan Salman Khan, menjadi aktor utama di film itu.
Aktris Sayani Gupta, yang muncul bersama Shah Rukh Khan dalam Fan -- film buatan tahun 2015 -- mulai bersuara. Ia me-retweet selfie aktor muda Ranveer Singh, Alia Bhatt dan PM Narendra Modi di sebuah acara.
Terdapat pesan; "Waktunya telah tiba untuk berbicara, kawan."
Perwakilan Ranveer Singh tidak mengomentari ocehan Sayani Gupta. Juru bicara Alia Bhatt menolak menanggapi.
Pengunjuk rasa di Universitas Jamia Milia di New Delhi, tempat Shah Rukh Khan menempun pendidikan sarnaja, mengatakan kebisuan sang aktor nomor satu di India itu adalah pengkhianatan.
"Bersikap diam dalam situasi rekan sesama agama terancam adalah sesuatu yang tidak bisa diterima," ujar Zoya Nadeem Azmi, seorang mahasiswa. [mc]
Anubhav Sinha, seorang sutradara terkemuka di India, mengatakan; "Saya sangat marah kepada ketiganya. Mereka punya penggemar luar biasa. Satu kata dari mereka akan mempengaruhi ratusan juta orang di India."
Sinha mengenal Shah Rukh Khan saat menyutradari Ra One tahun 2011. Situasi politik di India, yang dipicu UU Kewarnegaraan yang mengesampingkan Muslim, adalah dilema bagi Bollywood.
Menurut Sinha, industri film India didominasi Muslim, mulai dari aktor sampai tukang panggul lampu. "Mereka bertahun-tahun melayani mayoritas Hindu," kata Sinha.
UU Kewarganegaraan itu mengancam siapa saja yang beragama Islam, tapi Shah Rukh Khan, Salman Khan, dan Aamir Khan, membisu.
"Tidak peduli apa yang mereka katakan. Yang penting bersuara," kata Sinha. "Atau, mereka tampil bersama pengunjuk rasa di mana pun. Itu pun akan mengubah segalanya."
Shah Rukh Khan memiliki 40 juta pengikut di Twitter. Salman dan Aamir masing-masing 38 dan 25 juta.
"Saya tidak mengatakan ketiganya harus setuju dengan saya. Suara mereka akan menjadi kebaikan terhadap apa yang kami miliki," ujar Sinha.
Di Bollywood, sesuatu yang mungkin diabaikan Sinha, semua orang pragmatis. Aktor Bollywood selalu mengambil sikap pro-pemerintah.
"Di AS, Donald Trump tidak bisa menggunakan mesin pemerintah untuk mengejar aktor yang mengkritik," kata Rajeev Masand, wartawan film di India. "Di India, aktor dilanda ketakutan luar biasa ketika mengkritik pemerintah."
PM Narendra Modi menggunakan Bollywood sebagai mesin politik. Ia secara teratur muncul bersama aktor-aktor terkenal. Yang terjadi berikutnya adalah, menurut para kritikus film, film-film yang diproduksi mendukung pemerintah.
Tiga film muncul tahun ini. Salah satunya biopic PM Narendra Modi. Shah Rukh Khan, Aamir Khan, dan Salman Khan, menjadi aktor utama di film itu.
Aktris Sayani Gupta, yang muncul bersama Shah Rukh Khan dalam Fan -- film buatan tahun 2015 -- mulai bersuara. Ia me-retweet selfie aktor muda Ranveer Singh, Alia Bhatt dan PM Narendra Modi di sebuah acara.
Terdapat pesan; "Waktunya telah tiba untuk berbicara, kawan."
Perwakilan Ranveer Singh tidak mengomentari ocehan Sayani Gupta. Juru bicara Alia Bhatt menolak menanggapi.
Pengunjuk rasa di Universitas Jamia Milia di New Delhi, tempat Shah Rukh Khan menempun pendidikan sarnaja, mengatakan kebisuan sang aktor nomor satu di India itu adalah pengkhianatan.
"Bersikap diam dalam situasi rekan sesama agama terancam adalah sesuatu yang tidak bisa diterima," ujar Zoya Nadeem Azmi, seorang mahasiswa. [mc]