Donald Trump Bentuk Pasukan Militer Luar Angkasa AS, Seperti Apa?

Ridhmedia
21/12/19, 19:50 WIB

RIDHMEDIA - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah resmi mendanai pembentukan pasukan pertahanan terbaru yang fokus pada peperangan di ruang angkasa: Angkatan Ruang Angkasa AS.

Sayap militer terbaru AS dalam 70 tahun terakhir itu berada di bawah komando Angkatan Udara.

Di sebuah pangkalan militer dekat Washington DC, Trump menggambarkan ruang angkasa sebagai "wilayah perang terbaru di dunia".

"Di tengah ancaman besar terhadap keamanan nasional kita, superioritas Amerika di ruang angkasa sangatlah vital," katanya.

"Kita memimpin [bidang itu], tapi kepemimpinan kita belumlah cukup, dalam waktu dekat kita akan berada jauh di depan."

"Angkatan Ruang Angkasa akan membantu kita mencegah serangan dan mengendalikan medan tertinggi," ia menambahkan.

Alokasi anggaran Angkatan Ruang Angkasa pun akhirnya dipastikan masuk pada hari Jumat (20/12) dengan penandatanganan anggaran tahunan militer AS sebesar AS$738 miliar (Rp10.303 triliun).

Peluncuran Angkatan Ruang Angkasa sendiri mendapat pendanaan awal sebesar AS$40 juta (Rp558 miliar) untuk tahun pertamanya.

Apa yang sebenarnya akan dilakukan Angkatan Ruang Angkasa?

Yang jelas bukan untuk menempatkan tentara di orbit Bumi, melainkan untuk melindungi aset-aset AS - seperti ratusan satelit yang digunakan untuk fungsi komunikasi dan pengawasan.

Pasukan militer baru itu dibentuk setelah para petinggi militer AS melihat China dan Rusia yang terus mengembangkan kekuatan militer mereka di wilayah ruang angkasa.

Wakil Presiden AS, Mike Pence, sebelumnya mengatakan bahwa China dan Rusia memiliki laser udara dan rudal anti-satelit yang perlu AS tangkal.

"Lingkungan ruang angkasa telah berubah secara medasar selama satu generasi terakhir," ujarnya. "Yang sebelumnya damai dan tak ada pertentangan, kini menjadi penuh sesak dan penuh persaingan."

Sekretaris Angkatan Udara Barbara Barrett mengatakan bahwa Angkatan Ruang Angkasa akan terdiri dari 16.000 anggota AU dan sipil.

Angkatan itu akan dipimpin oleh Jenderal Angkatan Udara Jay Raymond, yang saat ini juga mengelola SpaceCom.

Awal bulan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa ekspansi AS ke ruang angkasa menimbulkan ancaman bagi kepentingan Rusia, dan menuntut tanggapan Rusia.

"Kepemimpinan militer-politik AS secara terbuka menganggap ruang angkasa sebagai medan militer dan berencana untuk menjalankan operasi di sana," imbuh Putin. [vv]
Komentar

Tampilkan

Terkini