RIDHMEDIA - Umat Kristen Ortodoks di Gaza dilarang Israel berkunjung ke Betlehem di Tepi Barat untuk merayakan Natal tahun ini.
Seperti dialami Hatem Al-Far, 51 tahun yang tak kunjung mendapat izin dari pemerintah Israel untuk merayakan Natal di Betlehem bersama istri dan anak-anaknya.
Sudah empat tahun lamanya Al-Far yang tinggal di Gaza tidak mendapat izin dari Israel pergi ke Betlehem untuk merayakan Natal. Sedangkan istri dan anak-anaknya beberapa kali diizinkan berkunjung ke Tepi Barat.
Sebelumnya, Israel memang mengumumkan bahwa umat Kristen di Gaza tidak akan diizinkan mengunjungi kota suci itu untuk pertama kali.
"Natal merupakan peluang bertemu yang sangat penting untuk kami sebagai keluarga. Saya tidak tahu apa alasan mencegah saya tidak mendapat izin masuk ke Gereja Nativity dan bersembahyang di sana. Tepi Barat merupakan bagian dari Palestina, tidak ada alasan logis untuk mencegah umat Kristen brkunjung dan tinggal di sana jika dia berharap," kata Al-Far sebagaimana dilaporkan Arab News, 16 Dsember 2019.
Gaza dihuni sekitar seribu umat Kristen, sebagian besar mereka penganut Kristen Ortodoks Yunani. Populasi Gaza sekitar 2 juta orang.
Sekalipun Israel memberi izin untuk meninggalkan Gaza, tapi izin itu tidak menjamin seluruh keluarga akan boleh berkunjung selama liburan Natal.
"Israel mempraktekkan semua bentuk represi dan kekerasan terhadap warga Palestina, tidak peduli agama dan jenis kelamin mereka," kata Hani Fara, Sekretaris Jenderal YMCA di Gaza.[tc]