Jokowi Muak dengan Janji Bangun Kilang: 1% Aja Tak Selesai!

Ridhmedia
16/12/19, 16:54 WIB
RIDHMEDIA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku masih tak habis pikir dengan pembangunan kilang minyak yang sudah 34 tahun tidak dilakukan. Padahal, kehadiran kilang minyak bisa menekan membanjirnya impor sektor migas.

Kekecewaan Jokowi mengenai hal ini pun terdengar saat memberikan pengarahan dalam pagelaran Musrenbangnas RPJMN 2019 - 2024 di Istana Negara, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Pengembangan kilang minyak memang menjadi salah satu agenda utama Jokowi, ketika dilantik menjadi Presiden pada 2014. Namun hingga periode awal kepemimpinannya berakhir, tak satupun kilang minyak terbangun.

"Sebetulnya saat pelantikan, habis pelantikan yang [periode] pertama, saya minta kilang ini segera dibangun. Tapi sampai detik ini dari 5 [kilang] yang ingin kita kerjakan satu pun gak ada yang berjalan, satu pun," jelas Jokowi, Senin (16/12/2019).

Pembangunan kilang sendiri, sebenarnya masuk dalam proyek infrastruktur prioritas, baik membangun kilang baru (Grassroot) maupun pengembangan kapasitas kilang yang sudah ada (RDMP).

Setidaknya ada 6 proyek kilang yang dijanjikan untuk dikebut, yaitu Kilang Dumai, Kilang Balikpapan, Kilang Cilacap, dan kilang Balongan. Ini masih ditambah dengan dua kilang baru yakni kilang Bontang dan kilang Tuban.

Namun, hingga saat ini, ada saja hambatan untuk merealisasikan proyek tersebut. Jokowi, yang mengetahui realitas tersebut nampak kecewa dan jengkel karena merasa selama ini hanya diberikan janji.

"Janji-janji. 2 tahun lagi, 3 tahun lagi. Enggak selesai 1% pun. Ini ada yang memang menghendaki kita impor terus," jelasnya.

Jokowi menegaskan akan mengawal ketat pembangunan kilang minyak. Bahkan, eks Gubernur DKI Jakarta itu tak segan melibatkan aparat hukum untuk memantau perkembangan pembangunan kilang.

"Ini saya tungguin betul. Saya sudah minta Kapolri ikut tungguin, pak Jaksa Agung ikut tungguin, saya minta KPk juga ikut tungguin, harus rampung. Pekerjaan besar ini harus rampung," jelasnya. [cnbc]
Komentar

Tampilkan

Terkini