RIDHMEDIA - Ketua DPP Nasdem Irma Suryani Chaniago menyindir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ia menyebut jika akademisi tak cocok menjadi kepala daerah, apalagi presiden.
Dilansir dari Teropongsenayan.com, Minggu (15/12/2019), peryataan Irma ini membalas peryataan Anies yang menekankan pentingnya narasi dalam menjalankan sebuah aksi.
"Makanya banyak ilmuwan atau akademisi nggak cocok jadi politisi atau jadi pimpinan wilayah, daerah, apalagi jadi Presiden," kata Irma di Jakarta.
Dia menjelaskan mengapa akademisi tidak cocok menjadi kepala daerah. Menurutnya, karena akademisi harus lebih dulu membuat narasi. Sementara seorang pemimpin dituntut bekerja cepat.
"Kenapa (akademisi nggak cocok jadi kepala daerah)? Karena rata-rata mereka bicara teori dan juga mengadvokasi, sehingga ketika diminta jadi pemimpin atau jadi pimpinan kurang cocok, karena akan jadi lamban," ucapnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, memberikan pesan kepada milenial terkait pentingnya narasi. Dia menyebut bekerja tanpa narasi akan menjadi sia-sia.
"Sering kali, akhir-akhir ini, kata-kata dianggap nggak penting yang penting kerja. Tahu kah Anda siapa yang jadi person of the year tahun 2019 di Majalah Times? Bikin apa dia? Bikin movement pakai apa? Kata-kata," kata Anies di depan para milenial di acara Milenial Fest 2019, di Balai Sarbini, Jakarta Pusat, Sabtu 14 Desember kemaren.
Anies kemudian menjelaskan orang yang dimaksud yakni Greta Thunberg saat berusia 16 tahun yang bersuara terkait lingkungan hidup di depan dunia. Menurutnya meskipun tidak memiliki pengalaman, kata-kata Greta berpengaruh. [ljc]
Dilansir dari Teropongsenayan.com, Minggu (15/12/2019), peryataan Irma ini membalas peryataan Anies yang menekankan pentingnya narasi dalam menjalankan sebuah aksi.
"Makanya banyak ilmuwan atau akademisi nggak cocok jadi politisi atau jadi pimpinan wilayah, daerah, apalagi jadi Presiden," kata Irma di Jakarta.
Dia menjelaskan mengapa akademisi tidak cocok menjadi kepala daerah. Menurutnya, karena akademisi harus lebih dulu membuat narasi. Sementara seorang pemimpin dituntut bekerja cepat.
"Kenapa (akademisi nggak cocok jadi kepala daerah)? Karena rata-rata mereka bicara teori dan juga mengadvokasi, sehingga ketika diminta jadi pemimpin atau jadi pimpinan kurang cocok, karena akan jadi lamban," ucapnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, memberikan pesan kepada milenial terkait pentingnya narasi. Dia menyebut bekerja tanpa narasi akan menjadi sia-sia.
"Sering kali, akhir-akhir ini, kata-kata dianggap nggak penting yang penting kerja. Tahu kah Anda siapa yang jadi person of the year tahun 2019 di Majalah Times? Bikin apa dia? Bikin movement pakai apa? Kata-kata," kata Anies di depan para milenial di acara Milenial Fest 2019, di Balai Sarbini, Jakarta Pusat, Sabtu 14 Desember kemaren.
Anies kemudian menjelaskan orang yang dimaksud yakni Greta Thunberg saat berusia 16 tahun yang bersuara terkait lingkungan hidup di depan dunia. Menurutnya meskipun tidak memiliki pengalaman, kata-kata Greta berpengaruh. [ljc]