RIDHMEDIA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti pemilik Harley Davidson bekas edisi 1970-an ilegal yang diangkut dalam pesawat Airbus A330-900 baru milik PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA). Berdasarkan claim tag yang tertulis di 15 kotak yang berisi onderdil motor tersebut, dituliskan inisial SAW.
Sri Mulyani mengatakan bahwa SAW tak memiliki hobi mengendarai sepeda motor, melainkan hobinya mengendarai sepeda. Ia pun heran jika memang SAS ini yang membeli motor antik tersebut.
"Kami akan terus liat saudara SAS (SAW) yang kita tahu tidak punya hobi motor tapi impor Harley, dia hobi sepeda," kata Sri Mulyani di kantornya, Jakarta, Kamis (5/12/2019).
Sri Mulyani pun menduga bahwa SAW 'memasang badan' untuk pembeli sebenarnya dari Harley tersebut.
"Nampaknya yang bersangkutan SAS (SAW) pasang badan dan pasal 130 C Undang-undang (UU) Kepabeanan menyebutkan, mereka yang memberikan keterangan lisan atau tertulis yang tidak benar, yang dilakukan untuk pemenuhan kewajiban kepabeanan memiliki konsekuensinya," sebut dia.
Secara rinci, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga menyebutkan bahwa pelaku dengan inisial SAS itu memiliki utang di bank sebesar Rp 300 juta yang dicairkan pada bulan Oktober untuk merenovasi rumahnya. Kemudian, SAS juga men-transfer uang kepada istrinya sebanyak tiga kali dengan nilai sebesar Rp 50 juta.
"SAS (SAW) juga punya utang bank Rp 300 juta yang dicairkan Oktober untuk renovasi rumah. Lalu juga ditemukan transfer uang oleh SAS ke rekening istri sebanyak tiga kali senilai Rp 50 juta," ungkap dia.
Maka dari itu, ia akan terus melanjutkan penyelidikan dan memberikan sanksi yang tepat jika ditemukan pelanggaran lainnya seperti dana yang digunakan untuk membeli motor itu, serta pengalihan kepemilikan.
"Kita lihat transaksi keuangan yang punya hubungan inisiatif membeli dan membawa motor tersebut ke Indonesia. Kami masih terus dalam proses lakukan penyelidikan motif awal dan apakah bersangkutan benar lakukan atau atas nama pihak lainnya. Ini fokus pemeriksaan teman-teman Bea dan Cukai," tutup Sri Mulyani.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengungkapkan bahwa pemilik Harley Davidson ilegal adalah direksi Garuda Indonesia dengan inisial AA.
"Komite audit mempunyai kesaksian motor Harley Davidson diduga milik direksi Garuda berinisial AA," ungkap Erick dalam konferensi pers di kantor Kemenkeu sore ini.
Ia tak menegaskan siapa AA yang dimaksud. Namun sebelumnya sempat beredar nama-nama orang yang terdaftar dalam manifestasi penerbangan garuda tersebut. Salah satunya adalah I Gusti Ngurah Askhara atau bisa disapa Ari Askhara, Direktur Utama Garuda Indonesia. [dtk]
Sri Mulyani mengatakan bahwa SAW tak memiliki hobi mengendarai sepeda motor, melainkan hobinya mengendarai sepeda. Ia pun heran jika memang SAS ini yang membeli motor antik tersebut.
"Kami akan terus liat saudara SAS (SAW) yang kita tahu tidak punya hobi motor tapi impor Harley, dia hobi sepeda," kata Sri Mulyani di kantornya, Jakarta, Kamis (5/12/2019).
Sri Mulyani pun menduga bahwa SAW 'memasang badan' untuk pembeli sebenarnya dari Harley tersebut.
"Nampaknya yang bersangkutan SAS (SAW) pasang badan dan pasal 130 C Undang-undang (UU) Kepabeanan menyebutkan, mereka yang memberikan keterangan lisan atau tertulis yang tidak benar, yang dilakukan untuk pemenuhan kewajiban kepabeanan memiliki konsekuensinya," sebut dia.
Secara rinci, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga menyebutkan bahwa pelaku dengan inisial SAS itu memiliki utang di bank sebesar Rp 300 juta yang dicairkan pada bulan Oktober untuk merenovasi rumahnya. Kemudian, SAS juga men-transfer uang kepada istrinya sebanyak tiga kali dengan nilai sebesar Rp 50 juta.
"SAS (SAW) juga punya utang bank Rp 300 juta yang dicairkan Oktober untuk renovasi rumah. Lalu juga ditemukan transfer uang oleh SAS ke rekening istri sebanyak tiga kali senilai Rp 50 juta," ungkap dia.
Maka dari itu, ia akan terus melanjutkan penyelidikan dan memberikan sanksi yang tepat jika ditemukan pelanggaran lainnya seperti dana yang digunakan untuk membeli motor itu, serta pengalihan kepemilikan.
"Kita lihat transaksi keuangan yang punya hubungan inisiatif membeli dan membawa motor tersebut ke Indonesia. Kami masih terus dalam proses lakukan penyelidikan motif awal dan apakah bersangkutan benar lakukan atau atas nama pihak lainnya. Ini fokus pemeriksaan teman-teman Bea dan Cukai," tutup Sri Mulyani.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengungkapkan bahwa pemilik Harley Davidson ilegal adalah direksi Garuda Indonesia dengan inisial AA.
"Komite audit mempunyai kesaksian motor Harley Davidson diduga milik direksi Garuda berinisial AA," ungkap Erick dalam konferensi pers di kantor Kemenkeu sore ini.
Ia tak menegaskan siapa AA yang dimaksud. Namun sebelumnya sempat beredar nama-nama orang yang terdaftar dalam manifestasi penerbangan garuda tersebut. Salah satunya adalah I Gusti Ngurah Askhara atau bisa disapa Ari Askhara, Direktur Utama Garuda Indonesia. [dtk]