RIDHMEDIA - Kasus dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap Muslim Uighur menimbulkan berbagai reaksi dari negara-negara dan tokoh-tokoh Islam.
Setelah cuitan dari gelandang Arsenal, Mesut Ozil, yang turut mendukung muslim Uighur dan mengecam tindakan China, ulama terkemuka asal Malaysia, Mohd Asri Zainul Abidin (Dr. Maza) pun ikut berkomentar menyerukan agar negara-negara muslim memboikot produk China.
Sebelumnya, Amerika Serikat kerap kali menyuarakan isu ini di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Parlemen AS bahkan telah menyetujui sebuah Rancangan Undang-Undang (RUU) yang berisi sanksi kepada pejabat China yang terbukti bertanggung jawab atas pelanggaran HAM di Xinjiang.
Namun, diungkapkan oleh peneliti ilmu hubungan internasional Mohamad Rosyidin, sulit bagi kekuatan asing, bahkan sekelas AS, untuk bisa memengaruhi kebijakan China.
"Saya pesimis China mau tunduk sama tekanan asing. China sekarang di atas angin. Secara ekonomi, China terlalu perkasa. Jadi kalau ada aksi boikot, dan lain-lain, menurut saya kecil efeknya," paparnya.
Sementara dengan reaksi yang ada terhadap kasus Uighur, dosen Universitas Diponegoro ini justru mengkhawatiran dampak yang terjadi di mana kemungkinan akan memicu gerakan terorisme global.
Jika berkaca pada sejarah, hal tersebut bukan tidak mungkin. Karena, dulu munculnya teroris seperti Al Qaeda, dipicu oleh kebijakan Barat yang mendukung Israel untuk membantai muslim Palestina.
Tidak menutup kemungkinan nanti terorisme muncul untuk membalas dendam kepada China karena dianggap menindas saudara muslim mereka," pungkasnya.(rmol)