RIDHMEDIA - Rocky Gerung memberi kritik pedas terkait buruknya birokratisasi sistem pendidikan utama di lingkup Kampus Indonesia.
Dilansir dari Riausky.com, Jumat (20/12/2019), hal tersebut dikatakan Rocky Gerung saat menjadi narasumber kuliah pakar/tamu Universitas Indonesia Timur (UIT) di Aula Kampus V UIT, Jl Abd Kadir.
Bagi Rocky, hal mendasar yang terjadi sekarang adalah pola akademisi yang mengutamakan pangkat/jabatan ketimbang inovasi lewat pemikiran intelektual.
"Sekarang ini yang banyak terjadi adalah para akademisi pangkatnya makin tinggi tapi otaknya ke bawah," ucapnya.
Pengamat politik yang kerap tampil di sejumlah talkshow stasiun televisi ini memberikan contoh semisal promosi jabatan profesor.
"Di Amerika sana Kaprodi bertanya anda mau jadi dosen, kemudian Kaprodinya bilang anda harusnya diangkat jadi profesor dan diangkatlah jadi profesor 20 menit selesai," katanya.
"Di sini mesti harus membujuk pejabat Mendikbud untuk makan sore, makan siang hanya untuk meyakinkan bahwa dia berhak untuk jadi profesor. Padahal yang evaluasi itu profesor yah Kaprodinya bukan menteri atau pejabat mendikbud," tambahnya.[ljc]
Dilansir dari Riausky.com, Jumat (20/12/2019), hal tersebut dikatakan Rocky Gerung saat menjadi narasumber kuliah pakar/tamu Universitas Indonesia Timur (UIT) di Aula Kampus V UIT, Jl Abd Kadir.
Bagi Rocky, hal mendasar yang terjadi sekarang adalah pola akademisi yang mengutamakan pangkat/jabatan ketimbang inovasi lewat pemikiran intelektual.
"Sekarang ini yang banyak terjadi adalah para akademisi pangkatnya makin tinggi tapi otaknya ke bawah," ucapnya.
Pengamat politik yang kerap tampil di sejumlah talkshow stasiun televisi ini memberikan contoh semisal promosi jabatan profesor.
"Di Amerika sana Kaprodi bertanya anda mau jadi dosen, kemudian Kaprodinya bilang anda harusnya diangkat jadi profesor dan diangkatlah jadi profesor 20 menit selesai," katanya.
"Di sini mesti harus membujuk pejabat Mendikbud untuk makan sore, makan siang hanya untuk meyakinkan bahwa dia berhak untuk jadi profesor. Padahal yang evaluasi itu profesor yah Kaprodinya bukan menteri atau pejabat mendikbud," tambahnya.[ljc]