Said Didu Duga Ada Perampokan Jiwasraya untuk Pilpres 2019

Ridhmedia
25/12/19, 09:49 WIB
RIDHMEDIA - PT Asuransi Jiwasraya kini dikabarkan tak mampu membayar polis nasabah produk JS Saving Plan sampai tembus Rp 12,4 triliun. Permasalahan ini pun menjadi perbincangan hangat.

Dilansir dari reqnews.com, Rabu (25/12/2019), menyoroti kasus tersebut, eks Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menyebut ada kemungkinan perusahaan asuransi tersebut dirampok untuk kepentingan Pilpres 2019 lalu.

Secara jelas, Said mengatakan ia memiliki tiga hipotesa tentang perusahaan yang tiba-tiba untung, langsung terjerumus dalam kerugian besar. Pertama adalah karena pimpinannya menjadi gila, kedua adanya tsunami ekonomi, dan ketiga adanya perampokan.

Ia menuturkan, tahun 2005 Jiwasraya benar pernah rugi sampai Rp 6 triliun, yang disebabkan dampak dari krisis 1998. Namun, Jiwasraya bangkit dan mencatatkan diri sebagai perusahaan asuransi terbaik dengan keuntungan tembus Rp 2 triliun pada 2015 dan 2016.

Kemudian, pada 2017, laba Jiwasraya tercatat Rp 2,3 triliun, yang kemudian dikoreksi OJK menjadi Rp 400 miliar saja. Tapi, setahun kemudian, Jiwasraya justru mengalami kerugian puluhan triliun.

Hal ini aneh menurut Said Didu. Apalagi di tahun itu tidak ada gejolak ekonomi yang besar. Pun demikian dengan direksi Jiwasraya yang baik-baik saja.
"Kecuali persiapan Pilpres 2019. Jadi kemungkinan ketiga ini, terjadi perampokan (untuk pilpres) di Jiwasraya," ujar Said Didu dalam sebuah video, Senin 24 Desember 2019. [ljc]
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+