RIDHMEDIA - Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono(SBY) dengan tegas menolak wacana penambahan masa jabatan presiden. Penegasan itu telah disampaikannya sejak masih menjabat sebagai presiden. Tepatnya pada 25 April 2014.
Penolakan itu didasarkan pada pengalaman pemimpin di dunia yang berkuasa lama, lebih hingga 20 tahun. Kebanyakan dari mereka, kata SBY cenderung menyalahgunakan kekuasaan.
“Mereka cuma menjadi tiran, menjadi diktator dan tentu tak baik,” ungkapnya dalam sebuah video yang diunggah politisi Demokrat Andi Arief, Kamis (5/12).
Berdasar pengalaman itu, SBY sampai pada kesimpulan apabila kekuasaan yang digunakan secara sewenang-wenang bakal membuat demokrasi menjadi mati dan hak rakyat dikebiri.
Di satu sisi, pemimpin diktator itu juga bakal kehilangan inisiatif dalam membangun bangsa. Sebab, tugas presiden sebatas dianggap rutinitas semata.
“Rakyat juga bisa bosan apabila pemimpinnya tak ganti-ganti dan berkuasa dalam waktu lama,” tegasnya.
Pada prinsipnya, kata ketua umum Partai Demokrat itu, kekuasaan bukan segalanya, walau hasrat buat berkuasa memang sangat menggoda.
“Kalau berlebihan pasti tak membawa kebaikan,” pungkasnya. (Rmol)