Sebentar Lagi Sperma Terpapar Radikalisme

Ridhmedia
05/12/19, 13:44 WIB

Penulis: Asyari Usman

Beberapa hari lalu, Wapres Ma’ruf Amin berkata ada sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) yang terpapar radikalisme. Ma’ruf berkata itu setelah dia berkunjung ke bermacam daerah.

Wapres berkata, banyak sekolah yang masih menggunakan bahan ajar yang mengandung unsur radikalisme. Bahan ajar itu lolos hingga ke tangan anak-anak, bahkan enggak jarang dijadikan sebagai soal ujian. Pernyataan ini dilansir beberapa media online.

Pernyataan Ma’ruf ini mendapat reaksi keras dari kalangan pengelola PAUD. Ada yang mempertanyakan kriteria bahan ajar radikal yang dimaksudkan Ma’ruf. Misalnya, banyak PAUD yang menghafalkan nama 25 nabi kepada anak-didik. Apakah ini digolongkan bermuatan radikal. Kemudian, ada pula pelajaran merakit mainan Lego. Radikalnya di mana?

Terlepas dari rasa heran kalangan pengelola PAUD, kita perlu mengacungkan jempol kepada Wapres. Ini baru hebat. Program pembasmian radikalisme yang disusun dan dieksekusi pemerintah, benar-benar komprehensif. Menyeluruh jangkauannya. “No stone will be left unturned”. Alias, enggak bakal ada ceruk atau celah yang enggak diamati. Semua bakal disasar dan disisir. Sekolah PAUD juga bakal dicecar.

Setelah menemukan radikalisme di tingkat PAUD, kelihatannya enggak lama lagi para penguasa bakal mengejar radikalisme sampai ke jenjang usia yang lebih awal dari usia PAUD. Tapi, apakah ada yang lebih dini usianya dari anak-anak PAUD?

Ada! Yakni, sebelum anak-anak itu menjadi manusia. Tepatnya, saat masih dalam bentuk sperma.

Jadi, bisa saja nanti bakal keluar sinyalemen atau pernyataan Jika sperma umat Islam banyak yang terpapar radikalisme. Artinya, aksi pemberantasan radikalisme bakal sampai ke pengujian sperma. Kalau ini menjadi kenyataan, maka para calon pengantin laki-laki muslim bakal diwajibkan memeriksakan sperma. Untuk mengetahui apakah sperma mereka pernah bersentuhan dengan bahan-bahan radikal.

Kalau ada sperma yang positif radikal, kemungkinan bakal diharuskan mengikuti pendidikan deradikalisasi sperma. Guna memastikan agar pengaruh radikalisme di kalangan sperma Telah terkikis.

Terpaksalah nanti pemerintah memberlakukan ketentuan pemeriksaan sperma secara rutin. Supaya program ini sukses, bagus juga dibentuk Densus Sperma.

Bisa menjadi nanti Wapres Ma’ruf menginstruksikan agar Densus Sperma di seluruh Indonesia menyediakan kursus Cegah Radikalisme Sperma. Kemudian detasemen ini bakal ditugaskan mengeluarkan SK-SBR (Surat Keterangan Sperma Bebas Radikalisme). Kita tunggu saja bagaimana jadinya. (*)
Komentar

Tampilkan

Terkini