RIDHMEDIA - Hingga saat ini, keberadaan Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih menjadi perdebatan.
Dewas KPK, rencananya dilantik bersamaan dengan Pimpinan KPK periode 2019-2023, Jumat (20/12/2019).
Kabarnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun sudah menyiapkan lima nama untuk duduk dalam Dewas KPK.
Mantan Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsudin menyatakan, pemilihan dan penunjukan Dewas KPK beserta pimpinan KPK merupakan hak prerogatif Presiden.
“Jadi siapapun yang diangkat, jangan menggugat,” ujar Din, ditemui di kantor Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju, Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (19/12).
Karena itu, jika ada pihak yang mempermasalah komposisi Dewas dan Pimpinan KPK, ia menyarankan agar lebih dulu bisa menduduki kursi RI 1.
“Kalau tidak setuju, jadilah Presiden,” tegasnya.
Akan tetapi Din juga menuturkan bahwa masyarakat berhak mengkritisi kinerja KPK jika memang dinilai melenceng sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
Dalam pandangannya, di periode kepemimpinan KPK sebelumnya, ia menilai, ada unsur tebang pilih dalam hal penindakan.
Sehingga, kasus-kasus besar yang seharusnya sudah bisa diselesaikan lembaga antirasuah itu, hingga saat ini belum selesai.
“Banyak kasus lama yang besar belum bisa diungkap. Banyak yang sudah dibuka, seperti dari BPK tidak ditindaklanjuti,” sesalnya.
Kendati demikian, Din berharap agar Dewas KPK nantinya bisa benar-benar menggunakan wewenang pengawasannya dengan ‘lurus’.
Selain itu, juga tidak memidak kepada pihak-pihak yang terlibat dalam tindak pidana korupsi.
“Jangan sampai pemberantasan korupsi itu mengendur, jangan sampai berkurang, sementara korupsi semakin merajalela,” wanti mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.
Sementara, saah satu nama yang disebut-sebut bakal menjadi anggota Dewas KPK adalah Hakim Albertina Ho.
“Itu kan baru disebut-sebut media, biasa toh. Kan Pak Jokowi sebut ada calon dari ini, namanya juga calon toh,” kata Albertina, Kamis (18/12).
Menurutnya, masuk atau tidak dalam Dewas KPK, dirinya pasrah pada Tuhan. Alasannya, bursa bisa berubah dan ia pun tak terlalu berharap.
“Sebagai orang beragama kita pasrahkan saja kepada Yang Maha Kuasa, apapun yang terjadi menurut itu kehendak Tuhan seperti itu,” pungkasnya. [psid]
Dewas KPK, rencananya dilantik bersamaan dengan Pimpinan KPK periode 2019-2023, Jumat (20/12/2019).
Kabarnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun sudah menyiapkan lima nama untuk duduk dalam Dewas KPK.
Mantan Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsudin menyatakan, pemilihan dan penunjukan Dewas KPK beserta pimpinan KPK merupakan hak prerogatif Presiden.
“Jadi siapapun yang diangkat, jangan menggugat,” ujar Din, ditemui di kantor Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju, Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (19/12).
Karena itu, jika ada pihak yang mempermasalah komposisi Dewas dan Pimpinan KPK, ia menyarankan agar lebih dulu bisa menduduki kursi RI 1.
“Kalau tidak setuju, jadilah Presiden,” tegasnya.
Akan tetapi Din juga menuturkan bahwa masyarakat berhak mengkritisi kinerja KPK jika memang dinilai melenceng sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
Dalam pandangannya, di periode kepemimpinan KPK sebelumnya, ia menilai, ada unsur tebang pilih dalam hal penindakan.
Sehingga, kasus-kasus besar yang seharusnya sudah bisa diselesaikan lembaga antirasuah itu, hingga saat ini belum selesai.
“Banyak kasus lama yang besar belum bisa diungkap. Banyak yang sudah dibuka, seperti dari BPK tidak ditindaklanjuti,” sesalnya.
Kendati demikian, Din berharap agar Dewas KPK nantinya bisa benar-benar menggunakan wewenang pengawasannya dengan ‘lurus’.
Selain itu, juga tidak memidak kepada pihak-pihak yang terlibat dalam tindak pidana korupsi.
“Jangan sampai pemberantasan korupsi itu mengendur, jangan sampai berkurang, sementara korupsi semakin merajalela,” wanti mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.
Sementara, saah satu nama yang disebut-sebut bakal menjadi anggota Dewas KPK adalah Hakim Albertina Ho.
“Itu kan baru disebut-sebut media, biasa toh. Kan Pak Jokowi sebut ada calon dari ini, namanya juga calon toh,” kata Albertina, Kamis (18/12).
Menurutnya, masuk atau tidak dalam Dewas KPK, dirinya pasrah pada Tuhan. Alasannya, bursa bisa berubah dan ia pun tak terlalu berharap.
“Sebagai orang beragama kita pasrahkan saja kepada Yang Maha Kuasa, apapun yang terjadi menurut itu kehendak Tuhan seperti itu,” pungkasnya. [psid]