Sosok Perempuan Uighur yang Sebarkan Bocoran Dokumen China tentang Kamp di Xinjiang

Ridhmedia
19/12/19, 06:43 WIB
RIDHMEDIA - Seorang perempuan Uighur di Belanda mengaku dia adalah salah satu narasumber dari penyelidikan tentang bocoran dokumen pemerintah China soal kamp penahanan di Xinjiang atau yang disebut penyelidikan Kabel China.

Dokumen rahasia pemerintah China itu berisi informasi tentang pengawasan kamp penahanan massal warga Uighur dan minoritas muslim lainnya di Provinsi Xinjiang tanpa pengadilan. Lebih dari 75 jurnalis dari Konsorsium Internasional Jurnalis Investigasi (ICIJ) dan 17 media rekanan di 14 negara bergabung melaporkan bocoran dokumen itu.

Dalam dokumen itu ada petunjuk manual tentang pengelolaan kamp dan program pengawasan pemerintah China terhadap warga sipil di Xinjiang.

ICIJ tidak berkomentar tentang sumber-sumber mereka.

Melapor Kepada Media Belanda

Dilansir dari laman ICIJ.org, pekan lalu, Asiyah Abdulahab, 46 tahun, mengatakan kepada harian Belanda, de Volkskrant, dia menerima bocoran dokumen pemerintah China itu dan sekarang dia khawatir akan keselamatannya.

Asiyah mengatakan dia membagikan dokumen itu bersama peneliti Jerman dan pengamat Uighur Adrian Zenz.

Zenz mengatakan kepada ICIJ: "Saya tidak memberikan dokumen Kabel China itu kepada ICIJ."

"Asiyah dan suaminya diancam oleh orang yang mereka yakini bekerja untuk keamanan pemerintah China. Mereka menemui media Belanda dengan maksud mencari keselamatan dari ancaman melalui publikasi," kata Zenz.

"Media Belanda menghubungi saya untuk mengecek keaslian kisah yang mereka tulis tentang narasumber mereka."

Etnis Keempat Terbesar di China

Kabel China ini memicu tekanan dunia internasional kepada Beijing soal catatan pelanggaran hak asasi dan menuai desakan agar pemerintah China segera mengizinkan penyelidik independen untuk memantau situasi di Xinjiang.

Sepekan setelah penyelidikan Kabel China ini dipublikasikan, DPR Amerika Serikat secara mengejutkan meloloskan undang-undang yang menyerukan pemerintahan Presiden Donald trump menjatuhkan sanksi kepada sejumlah pejabat China atas penahanan massal warga Uighur dan sejumlah pelanggaran HAM lain kepada minoritas di China.

Komite HAM PBB juga sudah mengetahui laporan tentang Kabel China ini dan mengakui kebenaran isi laporan tentang satu juta warga Uighur ditahan di "pusat kontra terorisme". Uighur adalah etnis terbesar keempat di China dengan jumlah populasi mencapai hampir 11 juta orang di Xinjiang.

Sumber: merdeka.com
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+