RIDHMEDIA - Komisi E DPRD DKI Jakarta menyepakati anggaran buat pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata 74 sebagai sekolah ber-asrama (boarding school) senilai Rp 100 miliar. Usulan ini disetujui melalui mekanisme voting.
Mulanya, sebagian anggota komisi E setuju anggaran pembangunan SMK Pariwisata 74 senilai Rp 106 M. Tapi ada yang menolak.
"Sekali lagi bakal ada mekanisme voting," ujar Ketua Komisi E DPRD DKI Iman Satria di Kantor DPRD, Jalan Kebon Sirih, Gambir, Jakarta, Sabtu (7/12/2019).
Voting pun dilakukan. Setiap anggota komisi E ditanya soal setuju atau tidaknya anggaran buat pembangunan SMK Pariwisata 47. Hasilnya, 7 suara menolak usulan anggaran, 8 suara setuju.
Iman pun mengetok palu apabila anggaran pembangunan SMK Pariwisata 74 digelontorkan di RAPBD 2020.
Anggota komisi E, Merry Hotma, menjelaskan dirinya enggak setuju terhadap pengambilan putusan melalui sistem voting.
"(Saya) Telah lama di komisi E baru kali ini terjadi (voting). Sepertinya ini sebuah tanda apabila pelaksanaan boarding school ini punya resistensi tinggi. Hanya selisih 1. (Harus ada) berita acara hasil voting, (yakni) yang berbeda berapa, yang setuju berapa," ujar Merry.
Setelah melalui diskusi yang alot dengan jajarannya, Plt Kepala Disdik DKI Jakarta Syaefulloh Hidayat sepakat adanya efisiensi anggaran buat pembangunan SMK Pariwisata 47. Anggaran yang semula senilai Rp 106.157.668.120 menjadi Rp 100.300.021.834
"Efisiensinya menjadi Rp 5.857.546.286," ujar Syaefulloh.
Pemotongan anggaran itu terkait pengurangan jumlah kelas, yang semula direncanakan 33 kelas menjadi 18 kelas. Perkara itu dilakukan karna anggota dewan enggak yakin sekolah itu mampu menampung 1.000 siswa pada 3 tahun pertamanya.
tidak cuma itu, asrama pada sekolah itu bakal dilengkapi 65 kamar. Setiap kamar dibuat buat 10 orang.
Sebelumnya, Fraksi PDI Perjuangan DKI Jakarta menemukan anggaran Dinas Pendidikan yang berada di lingkup Komisi E yang dinilai kurang tepat. Ada anggaran pembangunan Laboratorium Fisika dan Kimia buat pembangunan unit baru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata 74.
"Padahal buat SMK Pariwisata, enggak dibutuhkan sama sekali laboratorium Kimia dan Fisika," kata anggota Komisi E DPRD DKI F-PDIP, Ima Mahdiah, kepada wartawan melalui keterangan persnya, Jumat (6/12/2019).
Menurut Irma, jawaban dari Dinas Pendidikan kurang masuk akal karna ialah pembuatan laboratorium buat sains terapan. Setelah diselidiki, ditemukan anggaran buat sains terapan juga di program lainnya.(dtk)