Ridhmedia - Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, bisa berbuntut panjang terhadap proses pemilu di Indonesia. Lebih jauh lagi, bisa memicu ketidakpercayaan publik terhadap hasil Pilpres 2019.
Sekretaris DPD Partai Gelora Indonesia Kota Medan, Yani Pilliang mengatakan, OTT KPK terhadap Wahyu Setiawan akan berdampak kepada kepercayaan publik terhadap kemenangan PDIP di Pemilu Legislatif dan pasangan Jokowi-Maruf Amin di Pilres 2019.
Sebab, dengan tertangkapnya Wahyu terkait suap yang dilakukan kader PDIP untuk PAW di DPR RI, telah mempengaruhi netralitas KPU sebagai penyelenggara pesta demokrasi Indonesia.
“Masyarakat Indonesia akan mengaitkan hubungan ini (OTT) dengan Pilpres 2019 kemarin yakni kemenangan PDIP dan Jokowi-Maruf,” kata Yani, Sabtu (11/1).
Ditambahkannya, rusaknya citra KPU pasca OTT Wahyu juga akan memengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara pada Pilkada 2020.
Untuk itu, ia berharap agar KPU harus segera memulihkan nama baik agar penyelenggaraan Pilkada 2020 tetap berjalan dengan baik dan mendapat legitimasi yang kuat.
“KPU Kota Medan harus benar-benar menunjukkan netralitasnya sebagai penyelenggara pemilu,” jelas Yani
Selain itu, dengan adanya kasus OTT ini, akan mempengaruhi peta politik Pilkada Kota Medan. Munculnya calon alternatif di Pilkada Medan akan menjadi kuda hitam dan memiliki nilai jual yang tinggi di masyarakat Kota Medan.
“Yang Menarik di Pilkada Kota Medan adalah calon yang beredar merupakan memiliki hubungan yang dekat dari Partai pemenang pemilu dan pemenang Pilpres 2019 kemarin,” katanya. (*)