Ridhmedia - Operasi militer TNI dengan menerjunkan KRI dan sejumlah pesawat intai sukses membuat ciut nyali nelayan Cina dan kapal coast guard yang beberapa hari lalu menjarah ikan di Perairan Natuna.
Ketua Nelayan Ranai, Natuna, Herman, mengungkapkan, berdasarkan informasi yang ia terima, saat ini laut Natuna terpantau sepi dari nelayan asing. Sejak beberapa hari terakhir, wilayah perbatasan itu telah dimasuki puluhan kapal asing.
Nelayan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau pun kini sudah tak takut lagi untuk melaut karena pasukan TNI siaga 24 jam mengawal laut Natuna.
“Untuk saat ini alhamdulillah, penjagaan di laut Natuna sudah dimaksimalkan oleh KRI, itulah harapan kami selama ini,” kata Herman, Sabtu (04/01/2020).
Sebelumnya nelayan lokal di Perairan Natuna takut melaut karena kehadiran nelayan Cina yang dikawal kapal coast guard. Mereka kerap menakut-nakuti nelayan lokal. Cina mengklaim Perairan Natuna sebagai wilayahnya.
Kembali kepada Herman. Ia berharap ke depan pengamanan di laut Natuna dapat ditingkatkan. Pemerintah pusat pun diharapkan membantu nelayan setempat dengan alat telekomunikasi berupa radio panggil yang mampu menjangkau jarak jauh.
Selain itu, pemerintah turut diminta membuat jalur komunikasi khusus bersama KRI, agar jika sewaktu-waktu ada kapal asing, maka para nelayan bisa menghubungi langsung ke kapal perang tanpa menunggu pulang ke daratan.
“Sehingga informasi tersebut dapat disampaikan secara cepat ke pihak KRI dan pengawas lainnya. Kenapa demikian, karena pada waktu nelayan kita ke laut, sinyal HP tidak terjangkau,” ujarnya pula.
Kendati demikian, pihaknya juga memahami keterbatasan armada KRI dan operasionalnya. Karena itu, salah satu solusinya pemerintah memberi alat komunikasi yang memadai sehingga bermanfaat bagi nelayan Natuna.
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya Yudo Margono telah mengimbau agar nelayan Natuna tidak cemas atas keberadaan kapal ikan asing dan Coast Goard China karena TNI hadir di laut Natuna.
“Tetap saja melaut, di sini kan ada kapal perang, bisa infokan pada kami,” ujarnya pula.
Justru sebaliknya, nelayan sebaiknya menjadi mata dan telinga aparat keamanan, khususnya TNI Angkatan Laut.
“Mungkin dengan kondisi laut kita yang luas, itu tidak bisa dijangkau oleh KRI kita saat ini, kan jumlahnya terbatas,” kata dia lagi.
Ia juga meyakinkan masyarakat dan nelayan untuk terus berkoordinasi dengan TNI maupun Bakamla yang berada di laut Natuna. [ipc]
Ketua Nelayan Ranai, Natuna, Herman, mengungkapkan, berdasarkan informasi yang ia terima, saat ini laut Natuna terpantau sepi dari nelayan asing. Sejak beberapa hari terakhir, wilayah perbatasan itu telah dimasuki puluhan kapal asing.
Nelayan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau pun kini sudah tak takut lagi untuk melaut karena pasukan TNI siaga 24 jam mengawal laut Natuna.
“Untuk saat ini alhamdulillah, penjagaan di laut Natuna sudah dimaksimalkan oleh KRI, itulah harapan kami selama ini,” kata Herman, Sabtu (04/01/2020).
Sebelumnya nelayan lokal di Perairan Natuna takut melaut karena kehadiran nelayan Cina yang dikawal kapal coast guard. Mereka kerap menakut-nakuti nelayan lokal. Cina mengklaim Perairan Natuna sebagai wilayahnya.
Kembali kepada Herman. Ia berharap ke depan pengamanan di laut Natuna dapat ditingkatkan. Pemerintah pusat pun diharapkan membantu nelayan setempat dengan alat telekomunikasi berupa radio panggil yang mampu menjangkau jarak jauh.
Selain itu, pemerintah turut diminta membuat jalur komunikasi khusus bersama KRI, agar jika sewaktu-waktu ada kapal asing, maka para nelayan bisa menghubungi langsung ke kapal perang tanpa menunggu pulang ke daratan.
“Sehingga informasi tersebut dapat disampaikan secara cepat ke pihak KRI dan pengawas lainnya. Kenapa demikian, karena pada waktu nelayan kita ke laut, sinyal HP tidak terjangkau,” ujarnya pula.
Kendati demikian, pihaknya juga memahami keterbatasan armada KRI dan operasionalnya. Karena itu, salah satu solusinya pemerintah memberi alat komunikasi yang memadai sehingga bermanfaat bagi nelayan Natuna.
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya Yudo Margono telah mengimbau agar nelayan Natuna tidak cemas atas keberadaan kapal ikan asing dan Coast Goard China karena TNI hadir di laut Natuna.
“Tetap saja melaut, di sini kan ada kapal perang, bisa infokan pada kami,” ujarnya pula.
Justru sebaliknya, nelayan sebaiknya menjadi mata dan telinga aparat keamanan, khususnya TNI Angkatan Laut.
“Mungkin dengan kondisi laut kita yang luas, itu tidak bisa dijangkau oleh KRI kita saat ini, kan jumlahnya terbatas,” kata dia lagi.
Ia juga meyakinkan masyarakat dan nelayan untuk terus berkoordinasi dengan TNI maupun Bakamla yang berada di laut Natuna. [ipc]