RIDHMEDIA - Menkum HAM Yasonna Laoly jadi sorotan terkait simpang siur keberadaan tersangka KPK Harun Masiku yang masih jadi buron. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun berpesan agar hati-hati dalam menyampaikan pernyataan.
Dirangkum detikcom, Jumat (24/1/2020), keberadaan Harun Masiku jadi polemik ketika dirinya disebut-sebut tak berada di Indonesia saat KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Komisioner KPU Wahyu Setiawan pada 8 Januari 2020 lalu.
Harun kemudian dikabarkan berada di luar negeri sejak 6 Januari 2020 atau dua hari sebelum OTT KPK. Kemudian, Senin, 13 Januari 2020, Ditjen Imigrasi mengatakan Harun Masiku masih berada di luar negeri.
"Belum tercatat adanya pergerakan masuk ke Indonesia," kata Kabag Humas Ditjen Imigrasi Arvin Gumilang kepada detikcom, Senin (13/1).
Yasonna lalu memperkuat pernyataan Ditjen Imigrasi. Yasonna bahkan yakin Harun masih berada di luar negeri saat itu. Setidaknya pada Kamis (16/1), Yasonna menyebut Harun belum berada di Indonesia.
"Pokoknya belum di Indonesia," kata Yasonna.
Keterangan berbeda disampaikan istri Harun, Hilda, pada Selasa (21/1). Hilda menyebutkan suaminya sudah tiba di Jakarta pada 7 Januari 2020. Setelah itu, mulai 8 Januari 2020, Hilda mengaku kehilangan kontak.
Belakangan teka-teki keberadaan Harun mulai terjawab setelah Ditjen Imigrasi mengakui Harun sebenarnya sudah di Indonesia sejak 7 Januari 2020. Dirjen Imigrasi Ronny F Sompie menyebut ada persoalan pada perangkat yang ada di Bandara Soekarno-Hatta, sehingga sebelumnya tidak diketahui kedatangan Harun itu.
"Sudah masuk rupanya setelah kami dalami sistem itu, (Harun) sudah masuk. Memang ada delay time karena di (Terminal) 2F itu perangkat IT kita baru pasang di sana. Jadi ada delay time setelah kita dalami dan kita tahu sudah masuk tanggal 7 Januari 2020," ucap Ronny kepada detikcom, Rabu (22/1).
Apa kata Presiden Jokowi?
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua menteri dan pejabat berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan.
"Saya hanya ingin, saya hanya pesan, titip kepada semua menteri, semua pejabat, kalau membuat statement itu hati-hati," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (24/1).
Jokowi meminta semua jajarannya berhati-hati dalam menyampaikan informasi. Dia meminta semua pihak kembali mengecek data maupun informasi yang diberikan oleh anak buahnya.
Terutama yang berkaitan dengan angka-angka, terutama yang berkaitan dengan data, terutama yang berkaitan dengan informasi. Hati-hati, hati-hati. Jangan sampai informasi dari bawah langsung diterima tanpa cross-check terlebih dulu," tuturnya.
Saat ditanya apakah ada miskomunikasi perihal informasi terkait keberadaan tersangka kasus suap eks komisioner KPU Wahyu Setiawan itu, Jokowi mengaku tak tahu. Jokowi kembali meminta para menteri dan pejabatnya berhati-hati dalam membuat pernyataan.
"Saya tidak tahu. Tapi yang jelas, untuk semuanya, harus hati-hati dalam membuat pernyataan. Apalagi yang berkaitan dengan hukum, hati-hati," kata Jokowi.(dtk)