RIDHMEDIA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sempat menyindir kemunculan kerajaan baru atau kelompok lainnya seperti Sunda Empire-Earth Empire gegara banyak orang stres. Petinggi Sunda Empire Rangga Sasana alias HRH Rangga menilai orang nomor satu di Jabar itu tak paham Sunda Empire.
"Saya juga sudah peringatkan dari awal Ridwan Kamil, kalau tidak paham Sunda Empire jangan jadi Gubernur di Jawa Barat, karena Jabar itu pusat dari tatanan Sunda," ucap Rangga kepada detikcom saat dihubungi, Jumat (24/1/2020).
Selain kepada Ridwan Kamil, pria yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Sunda Empire ini juga mengingatkan kepada pejabat tingkat RT hingga Presiden untuk tidak bicara sembarangan terkait Sunda Empire.
Saya mengingatkan kepada pemerintah Indonesia dari RT sampai Presiden, termasuk DPR dan MPR untuk tidak memberikan komentar sembrono, karena Sunda Empire ini adalah pemiliknya internasional punya, seluruh tatanan dunia ini Sunda land ini milik tatanan dunia. Kami bertanggung jawab atas proses ini, karena saya pewaris dinasti Pajajaran Siliwangi," katanya.
Menurut Rangga, bila pemerintah memberikan keterangan yang sembarangan, pihaknya khawatir seluruh negara di dunia akan mengeluarkan mosi tidak percaya.
"Saya khawatirkan jika memberikan komentar sembrono, maka kepercayaan internasional akan melakukan tindakan. Mosi kepercayaan internasional tidak percaya, ya kira-kira seperti embargo, pasukan kita dari tentara internasional itu turun tangan semuanya, dalam hal ini armada siap diturunkan," tutur Rangga.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil angkat bicara soal kelompok Sunda Empire. Keberadaan Sunda Empire tengah ditelusuri oleh polisi.
"Ya, lagi diteliti oleh Polda," kata Kang Emil, sapaan akrabnya, saat ditemui di kantor BPK Jabar, Jalan Mohamad Toha, Kota Bandung, Jumat (17/1/2020).
Emil cukup prihatin banyaknya kasus atau kemunculan kelompok semacam itu. Ironisnya banyak warga yang tertarik dan ikut bergabung dalam organisasi yang tidak jelas.
"Ini banyak orang stres di republik ini. Banyak menciptakan ilusi-ilusi yang sering kali romantisme-romantisme sejarah ini, ternyata ada orang yang percaya juga jadi pengikutnya," tutur Emil.(dtk)