Virus Corona Diduga Akibat Kebocoran Laboratorium di Wuhan, Para Ilmuwan AS Pernah Beri Peringatan

Ridhmedia
28/01/20, 15:55 WIB

RIDHMEDIA - Virus Corona di Wuhan China menggemparkan dunia kesehatan.

Virus Corona mengakibatkan lebih dari 80 orang meninggal dan sekitar 2.761 orang terinfeksi secara global.

Pusat Pengendalian Penyakit di China memastikan wabah Virus Corona akibat satwa liar.

Namun, kini berkembang kabar bahwa Virus Corona muncul akibat bocornya Laboratorium yang mempelajari SARS dan Ebola di Wuhan seperti dikutip dari Daily Mail pada Senin (27/1/2020).

Laboratorium Keamanan Hayati Nasional Wuhan adalah satu-satunya laboratorium di China yang dirancang untuk mempelajari patogen paling berbahaya di dunia seperti SARS dan Ebola.

Labooratorium tersebut telah dibangung di Wuhan sejak 2017.

Menjelang 2018, rupanya para ahli dan ilmuwan biosafety Maryland Amerika Serikat pernah mengatakan bahwa virus bisa saja lolos dari laboratorium.

Para ilmuwan AS itu merasa khawatir lantaran pada 2004, Virus SARS bocor dari laboratorium Beijing.

Laboratorium Keamanan Hayati Nasional Wuhan berada 20 mil jauhnya dari Pasar Makanan Laut Huanan.

Akibat kabar tersebut, masyarakat jadi bertanya-tanya apakah memang ada kebocoran.

Sedangkan para ilmuwan di Pusat Pengendalian Penyakit di China menegaskan bahwa virus itu berasal dari hewan di pasar.

Namun, Ahli Mikrobiologi dari Universitas Rutgers, Dr Richard Erbright mengatakan bahwa saat ini tidak ada alasan untuk mencurigai laboratorium dengan wabah yang telah menyebar.

"Tapi, 'pada titik ini tidak ada alasan untuk mencurigai' bahwa fasilitas (laboratorium) itu ada hubungannya dengan wabah," kata Richard.

Menurutnya diperlukan penelitian lebih lanjut terkait masalah tersebut.

"Di samping bertanggung jawab atas urutan genom penting yang memungkinkan dokter mendiagnosisnya," lanjut Richard.

Sementara itu, laboratorium yang berada di Intistut Virologi Wuhan itu didirikan dengan harapan bahwa China dapat membantu penelitian virus-virus paling bahaya di dunia.

Laboratorium itu disebut memiliki standar tingkat keamanan hayati-4 (BSL-4) atau tingkat biohazard tertinggi.

Sehingga, laboratorium tersebut diklaim sudah memenuhi syarat untuk menangani patogen paling berbahaya di dunia.

Kini, tercatat sudah ada 54 laborotarium BSL-4 yang tersebar di dunia. [wow]
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+