RIDHMEDIA - Sebanyak 241 orang warga negara Indonesia diterbangkan dari Wuhan, China ke Lanud Raden Sadjad, Natuna, Kepulauan Riau (Kepri). Polri menyiapkan penjagaan dengan 370 personel di sekitar Natuna.
"Untuk personel Polri dari area Natuna disiapkan sebanyak 370 personel," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Argo Yuwono kepada detikcom, Sabtu (1/2/2020) malam.
Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu mengatakan pihaknya juga menurunkan personel kesehatan di sana. Personel kesehatan itu didatangkan dari Polda setempat.
"Ada posko kesehatan dari Dinas Kesehatan, Dokkes Polda dan kesehatan TNI di sana. Untuk personel kesehatan ada 3 dokter dan 2 paramedis," ungkap Argo.
Seperti diketahui, pemerintahan Indonesia menyiapkan hanggar di kawasan Lanud Raden Sadjad, Natuna, sebagai tempat observasi WNI yang dievakuasi dari Wuhan. Total ada 241 orang WNI yang dievakuasi dan 5 orang tim aju (pendahulu) dari pemerintah yang tergabung dalam upaya evakuasi.
Evakuasi WNI dari Wuhan, China itu dilakukan menggunakan pesawat Batik Air. Di dalam pesawat tersebut terdapat 42 orang yang masuk dalam tim ini, yang terdiri atas TNI, Kemlu, Kemenkes, TNI, dan kru Batik Air.
Warga Natuna juga sempat menggelar demo menolak wilayahnya menjadi tempat observasi 241 WNI yang dievakuasi dari Wuhan. Wabup Natuna Ngesti Yuni Suprapti mengatakan masyarakat yang tak terima karena sebelumnya tidak ada sosialisasi lebih dulu dari pemerintah pusat terkait ini.
"Kalau ada argumen, alasan itu dijelaskan alasannya. Misal Natuna penduduknya sedikit, ini tidak masuk akal. Kami juga manusia, kami juga penduduk Indonesia, kami punya hak untuk berpendapat, untuk menolak," tegas Ngesti.
Pemerintah sendiri sudah memastikan WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China, dalam kondisi sehat, tidak terinfeksi virus Corona. Prosedur pengamanan dilakukan ketat terhadap WNI yang pulang dari China.
"Mereka yang dipulangkan betul-betul sehat. Jika (mereka) tidak sehat, otoritas China pasti tidak mengizinkan. Pemeriksaan sebelum masuk pesawat dilakukan secara berlapis," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo.(dtk)