Kisah Nabi Shaleh Alaihi Salam

Ridhmedia
26/11/12, 12:46 WIB

Nabi Sholih as. ialah seorang putra dari 'Ubaid bin Jabir bin Tsamud, kaumnya berjulukan Tsamud yang namanya diambil dari nama kakeknya, yaitu Tsamud bin Amir bin Iran bin Sam bin Nuh, jadi Nabi Sholih as. ialah keturunan dari Nabi Nuh yang ke enam. Tempat tinggal mereka dibukit-bukit pegunungan yang terletak diantara kawasan Hijaz dan Syam sebelah tenggara negeri Mad-yan. Kaum Tsamud ialah penyembah berhala, sebagaimana kaum 'Aad. Oleh lantaran itu Allah Subhanahu wa ta'ala mengutus Nabi Shalih untuk menyeru semoga kaumnya meninggalkan berhala dan hanya menyembah Tuhan yang telah membuat langit dan bumi beserta isinya termasuk kaum Tsamud itu sendiri, yaitu Allah Subhanahu wa ta'ala.

Sebagaimana dongeng ini telah di abadikan Allah dalam Al-Quran. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
Artinya :

"Kami telah mengutus kepada kaum Tsamud, seorang saudaranya yang berjulukan Sholih seraya berkata : Hai kaumku! Sembahlah Allah tiada kau ber Tuhan selain daripada-Nya. Dia yang telah mengakibatkan kau dari bumi serta memakmurkannya, alasannya ialah itu mintalah ampun serta bertobat kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhan itu bersahabat lagi mengabulkan usul seseorang." (QS. Hud: 61)
Kemudian mereka menjawab :

"Mereka berkata : Hai Sholih! Sesungguhnya kau tempat keinginan kami sebelum ini, patutkah kau melarang kami menyembah apa yang disembah bapak-bapak kami? Sesungguhnya kami didalam keraguan, wacana apa yang kau serukan kepada kami itu dan kami menaruh curiga." (QS. Hud: 62)

Mendengar perkataan dari kaumnya itu, lalu Nabi Sholih as. memperlihatkan keterangan kepada kaumnya,

"Nabi Sholih berkata : Hai kaumku! Apakah pikiranmu, kalau saya diatas kebenaran dari Tuhan, dan Dia memberi rahmat kepada saya berupa wahyu...? Siapa yang menolong saya dari siksaan Allah kalau saya mendurhakainya...? Tiadalah kau menambah apa-apa pada saya selain dari kerugian saja." (QS. Hud: 63)

Ketika Nabi Sholih berkata kepada mereka : Tiadakah kau takut pada siksa Allah? Sesungguhnya saya menjadi Rasul Allah yang dipercaya untukmu. Sebab itu takutlah kepada Allah dan ikutilah perkataanku. Saya tidak minta upah kepadamu atas nasihatku ini, tiada akhir selain daripada Allah semesta alam. Adakah kau menduga bahwa kau akan dibiarkan tinggal disini dengan kondusif sentosa? Dalam kebun-kebun dan sumber air. Yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan pohon kurma lumak lembut buahnya. Kamu memahat bukit dengan rajin, untuk kau jadikan tempat tinggal. Sebab itu takutlah kepada Allah dan ikutilah ucapanku. Janganlah kau mengikuti urusan orang-orang yang melampau batas yaitu orang-orang yang berbuat kerusakan dimuka bumi dan tiada mau berbuat kebaikan. (QS. Asy-Syu'ara: 142-152)

Kaum Tsamud lalu menjawab dengan memperolok-olok dan meminta kepada Nabi Sholih as. memperlihatkan bukti kalau dia benar-benar Rasul Allah.

"Maka sahut mereka: Kamu bergotong-royong hanya dari golongan orang-orang yang mempunyai ilmu sihir. Tiadalah kamu, melainkan hanya insan sebagaimana kami, alasannya ialah itu hendaklah tunjukkan bukti kerasulan kalau kau benar." (QS. Asy-Syu'ara: 153-154)

Nabi Sholih diangkat sebagai Rasul oleh Allah, yang ditugaskan untuk menyeru kaumnya semoga menyembah Allah bukan berhala-berhala. Tugas yang amat berat ini dilaksanakan tanpa mengenal frustasi dengan memperlihatkan gejala kerasulan semoga kaum Tsamud percaya dan beriman kepada Allah Swt. Kaum Tsamud semakin usang semakin bertambah kedurhakaannya. Sebenarnya mereka telah mendustakan beberapa Rasul yang tiba kepada mereka. Kesombongan kaum Tsamud yang tidak mau menyembah Allah sebelum ada bukti atau mu'jizat yang ada pada Nabi Sholih as, sehingga ia berdo'a kepada Allah, semoga diberi tanda kebenaran atas kerasulannya, sehingga kaumnya mau beriman sesuai usul kaum Tsamud yang menyampaikan mereka akan beriman sesudah Nabi Sholih memperlihatkan gejala bahwa dia ialah benar-benar seorang Rasul. Maka do'a Nabi Sholih dikabulkan dengan diberinya mu'jizat berupa unta yang keluar dari kerikil besar.

Kemudian dia mengadakan perjanjian kepada kaumnya, diberitahukan bahwa unta itu ialah milik Allah yang diwujudkan sebagai bukti kerasulannya. Karena itu kaumnya dihentikan mengganggu apalagi membunuhnya, bila itu dilanggar, maka Allah akan mengazab mereka dengan azab yang besar penderitaanya. (Lihat QS. Asy-Syu'ara: 155-156)
.
Tetapi apa yang terjadi kaum Tsamud melanggar perjanjian itu dengan membunuh unta Nabi Shalih. (Lihat QS. Asy-Syu'ara: 157-159). Maka Allah marah dan menurunkan azab yang sangat dahsyat kepada kaum Tsamud. (Liha QS. Al-A'rof: 77-78).

Komentar

Tampilkan

Terkini