1. Kelahiran Nabi Muhammad Saw
Kala itu bangsa Arab dan pada umumnya insan seluruh dunia, mengalami kebodohan dan kerusakan ahklaq. Bangsa Arab yang amat sangat dalam kerusakan moral atau moral, oleh alasannya ialah itu Allah telah mengutus seorang rasul dari bangsa mereka sendiri. Saat itu lahirlah seorang anak dari keluarga sederhana, seorang bayi yang akan membawa perubahan dan kemajuan peradaban insan .
Nabi Muhammad saw, berdasarkan para ahli, bahwa dia lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun gajah yang bertepatan dengan tanggal 20 April 571 H. Kenapa disebut tahun gajah, alasannya ialah pada ketika itu ada seorang Raja Najasyi yang beragama Nasrani (Kristen) menciptakan sebuah bangunan untuk menandingi Ka'bah. Raja Najasyi lalu memerintahkan kepada Abraha dan pasukan yang mengendarai gajah untuk menyerang kota Mekkah dengan tujuan menghancurkan Ka'bah, biar orang tidak lagi mengunjungi Ka'bah melainkan pergi untuk mengunjungi bangunan yang dia buat yang berada dinegeri Shan'a ibukota Yaman.
Nabi Muhammad Saw ketika lahir telah menjadi anak yatim, bapaknya yang berjulukan Abdullah meninggal dunia ketika perjalanan pulang dari berdagang alasannya ialah sakit, waktu itu Nabi Muhammad Saw. masih dalam kandungan ibunya. Ketika Nabi Muhammad lahir, ia disambut oleh kakeknya yang berjulukan Abdul Muthalib dengan penuh rasa kasih sayang, kemudia kakeknya membawa dia ke Ka'bah. Ditempat yang suci inilah kakeknya memberi nama, yaitu Muhammad, satu nama yang belum pernah ada sebelumnya.
Sudah menjadi adat atau kebiasaan bangsa Arab di Mekkah pada ketika itu, bahwa anak yang gres lahir akan disusui oleh perempuan lain. Tadinya semua tidak mau menyusuhinya, alasannya ialah Nabi Muhammad ialah anak orang miskin sehingga mereka, berfikir tidaklah akan mendapat upah dari menyusui Nabi Muhammad Saw. Berita ini terdengar oleh seorang perempuan dari pegunungan yang berasal dari suku Badwi yang berjulukan Halimatus Sa'diyah, dia merasa kasihan terhadap Nabi Muhammad Saw. alasannya ialah tidak ada yang mau menyusuinya. Dengan izin suaminya, lalu Halimatus Sa'diyah mendatangi dan bersedia untuk menyusui Nabi Muhammad Saw. Atas persetujuan semua keluarga, maka Nabi Muhammad saw. diserahkan kepada Halimatus Sa'diyah selama 4 tahun.
Halimatus Sa'diyah ialah perempuan yang sangat miskin, bergotong-royong anaknya sendiri sering menangis alasannya ialah kekurangan ASI, tetapi sesudah kehadiran Nabi Muhammad Saw, semua kehidupan rumah tangganya berupa. Atas pemberian Allah sesudah Nabi Muhammad Saw. tinggal bersamanya, hewan ternaknya menjdi gemuk-gemuk, air susunya banyak, sehingga anaknya tidak kelaparan lagi walau ia menyusui Nabi Muhammad Saw. Saat itulah Halimatus Sa'diyah mencicipi bahwa telah mendapat rahmat dari Allah Swt. ketika menyusui Nabi Muhammad saw. waktu masih kecil.
Setelah habis waktu yang telah ditentukan Nabi Muhammad Saw. dikembalikan kepada ibunya yang berjulukan Siti Aminah. Setelah Nabi Muhammad Saw. genap berumur enam tahun, dia diajak ibunya ke Madinah untuk diperkenalkan kepada keluarga neneknya Bani Najjar dan diajak untuk berziarah ke makam ayahnya disana. Didalam perjalanan pulang menuju Mekkah, gres hingga disebuah kampung yang berjulukan Abwa', mendadak ibunya jatuh sakit sehingga ibunya meninggal disitu juga. Beliaupun menjadi anak yatim piatu.
Nabi Muhammad Saw. lalu diasuh oleh kakeknya, namun kakeknya lalu meninggal dunia pula, ketika itu usia nabi, kurang lebih 8 tahun. Setelah itu dia diasuh oleh pamannya yang berjulukan Abu Thalib. Abu Thalib ialah pamannya yang kehidupannya kurang mampu, anaknya banyak. Namun ketika Nabi Muhammad tinggal bersamanya, Abu Thalib sanggup mencicipi keanehan, jikalau dia makan bersama Nabi Muhammad, maka masakan yang sedikit itu menjadi berkat, cukup dan merasa kenyang, tetapi jikalau tidak makan bersama beliau, masakan itu menjadi kurang yang dia rasakan. Rasa sayang pamannya terhadap Nabi Muhammad Saw. melebihi kasih sayangnya kepada anak-anaknya sendiri. Ketika Nabi Muhammad Saw. berusia 12 tahun pamannya Abu Thalib mengajak dia berdagang kenegeri Syam. Ditengah perjalanan rombongannya bertemu dengan seorang pendeta Nasrani yang berjulukan Bahira. Pendeta itu melihat Muhammad yang telah memancarkan cahaya kenabian yang ada pada Muhammad, lalu ia menasehati Abu Thalib supaya keponakannya itu dibawah pulang ke Mekkah, alasannya ialah pendeta itu khawatir atas keselamatan Nabi Muhammad Saw, jikalau bertemu dengan orang-orang Yahudi. Kemudian Abu Thalib menuruti nasehat pendeta itu dan mengajak Nabi Muhammad Saw. pulang kembali ke Mekkah. Nabi Muhammad Saw. lalu bekerja sebagai pengembala kambing dari keluarganya...