Nabi Ayyub as ialah anak dari Ish bin Ishaq bin Ibrohim as., sedang ibunya ialah putri dari Nabi Luth as. bin Harun saudara pria Nabi Ibrohim as. Nabi Ayyub as. ialah seorang yang pandai, bersih, berakhlaq mulia serta bijaksana. Beliau menikah dengan Siti Rahmah anak dari Afrayim putra Nabi Yusuf as. Ayah Nabi Ayyub ialah Ish seorang yang kaya raya yang mempunyai peternakan seperti, Unta, Lembu, Kambing, Kuda, Keledai, dan Himar. Tidak seorangpun dinegeri Syam yang menyamai kekayaan bapak Nabi Ayyub as. Ketika Bapaknya meninggal dunia, semua harta kekayaan di wariskan kepada Nabi Ayyub as.
Nabi Ayyub kemudian diutus oleh Allah kepada kaumnya dan mereka ialah penduduk Hauran dan Tih. Beliau diperintahkan oleh Allah untuk memberikan beberapa syariat dan membangun masjid untuk kaumnya dan menyeru kaumnya untuk menyembah Allah Swt. Nabi Ayyub ialah seorang yang sangat gemar memberi yang diceritakan, bahwa dirumahnya ada beberapa meja makan yang disediakan untuk orang-orang fakir-miskin dan serta untuk menjamu para tamu.
Sifat dan perilaku kedermawanannya itu terhadap bawah umur yatim, orang-orang miskin, hartanya sedikitpun tidak berkurang malahan hartanya makin bertambah banyak. Kebunnya tidak dihentikan bagi siapa saja yang ingin mengambil tanaman ataupun buahnya. Walaupun hartanya semakin banyak, tidak sedikitpun dia merasa bangga dan hati serta lisannya tak luput dari bersyukur dan berzikir kepada Allah, dan kemudian berkata : "Wahai Tuhanku, ini semua ialah pemberianMu kepada para hambaMu dipenjara dunia ini, maka bagaimana pemberianMu nanti di nirwana kepada orang-orang yang mendapat kemuliaan dari Engkau..?.
Melihat ketaatan Nabi Ayyub as. kepada Allah, menciptakan Iblis tidak menyukainya dan sangat dengki kepadanya. Iblis kemudian naik ke langit yang ke tujuh dan berhenti di kawasan yang dikehendaki, maka Allah berkata kepada Iblis, "Hai Iblis terkutuk! Bagaimana kau melihat hambaKu Ayyub? Adakah kau sanggup mendapat darinya meskipun sedikit?" Jawab Iblis, "Tuhanku, sungguh Ayyub rajin menyembah Engkau, alasannya ialah Engkau telah memberinya keluasan hidup dan kesehatan, bila sekiranya tidak, tentu dia tidak akan menyembahMu!" Allah berkata : "Hai Iblis terkutuk! Kamu pendusta, sebetulnya Aku Maha Mengetahui, bahwa Ayyub akan tetap menyembah dan bersyukur kepadaKu, meskipun dia tidak mempunyai keluasan hidup." Iblis kemudian minta kepada Allah supaya memberinya kekuasaan padanya untuk menarik hati Nabi Ayyub, Allah Swt. kemudian mengabulkan seruan Iblis, kecuali jiwa dan lisannya.
Iblis kemudian turun lagi ke bumi dan mengumpul semua bala tentarannya, yaitu Syetan dan menyuruh betebaran untuk memperabukan dan memusnahkan harta kekayaan Nabi Ayyub as. Ketika itu Nabi Ayyub sedang melakukan sholat di Masjid, maka datanglah Iblis seraya berkata, "Hai Ayyub! Apakah kau tetap menyembah Tuhanmu? Sedang kau dalam bahaya, sungguh Tuhanmu telah menuangkan api dari langit yang memusnahkan harta kekayaanmu, sehingga semuanya menjadi abu." Nabi Ayyub as. tidak menjawab, tetap dalam sholatnya. Setelah selesai, dia berkata: "Alhamdulillah, yang telah memberi saya, kemudian mengambil pula dari saya. Kemudian dia berdiri untuk mengerjakan sholat lagi. Dengan tangan hampa Iblis kembali dan terasa terhina serta kecewa atas perkataan Nabi Ayyub. Walau demikian Iblis tidak putus asa, ia kemudian melancarkan serangan yang kedua, yaitu mengancam kepada anak-anaknya Nabi Ayyub.
Nabi Ayyub as. mempunyai empat belas anak, yang terdiri dari delapan pria dan enam perempuan. Pada waktu itu mereka berada dirumah saudaranya yang tertua, Hurmula namanya, ketika sedang makan bersama, ketika itu pula para syetan merobohkan rumah itu dan menimpakan kepada bawah umur Nabi Ayyub as. sehingga mereka semua mati di satu meja makan. Iblis bergegas menemui Nabi Ayyub yang sedang sholat dan Iblis berkata : "Hai Ayyub! Lihatlah Tuhanmu telah melemparkan rumah kepada anak-anakmu, sehingga mereka mati semua. Kenapa kau tetap menyembah kepadaNya?" Setelah selesai dari sholat, Nabi Ayyub berkata : "Hai Iblis terkutuk! Alhamdulillah, Dia yang memberi kepada saya kemudian mengambilnya pula dari saya. Semua harta dan anak ialah ujian bagi pria dan perempuan, maka Allah mengambil semua itu dari saya, sehingga saya sanggup bersabar dan damai untuk beribadah kepadaNya."
Demikianlah Nabi Ayyub as. yang di uji Allah dengan majemuk cobaan. Mula-mula mendapat ujian dengan habisnya harta kekayaan yang dibakar oleh Iblis dan bala tentaranya (Syetan), kemudian dengan final hidup seluruh anaknya, namun Nabi Ayyub tetap sabar dalam menghadapi semua cobaan itu, hati dan lisannya tak henti-henti bersyukur dan berzikir kepada Alla