Selain wujudnya yang ganjil, Ya’juj dan Ma’juj memiliki nafsu makan yang melebihi normal. Padahal bilamana mereka makan flora tertentu maka flora itu akan berhenti tumbuh hingga kemudian mati. Demikian pula kalau minum air dari suatu tempat maka airnya tidak akan bertambah lagi. Sehingga banyak sumber-sumber air dan sungai menjadi kering karenanya. Masyarakat di sekitar mereka pun harus menanggung dampaknya yaitu krisis pangan dan air.
Karena interaksi sosial yang tidak aman jawaban dilema yang dibawa oleh Ya’juj dan Ma’juj ini maka mereka kemudian cenderung mengisolasi diri di suatu celah gunung di tengah-tengah komunitas induk bangsa-bangsa keturunan Yafits lainnya, yang antara lain mencakup bangsa: Armenia, Rusia/Slavia, Romawi dan Turk di wilayah-wilayah luas seputar Laut Hitam. Namun bilamana mereka membutuhkan makan dan minum, akan keluar secara serentak tolong-menolong ke daerah-daerah sekitarnya yang masih belum tersentuh oleh mereka sebelumnya. Karena kondisi fisiknya, mereka bisa menempuh perjalanan jauh dalam waktu relatif lebih pendek dibandingkan oleh insan normal. Bagi golongan raksasa sebab mereka bisa melangkah dengan jangkauan lebar sedangkan golongan liliput yakni sebab sedemikian ringan bobotnya terhadap gravitasi bumi sehingga kalau berjalan sangat cepat ibarat meluncur bersama angin.
Pada puncak keresahan masyarakat pada masa itu, Allah SWT kemudian mengutus salah satu hambaNya yang berkulit kehitaman (tetapi bukan termasuk ras negro) dengan dua benjolan kecil (tidak bertulang tanduk) di kedua sisi keningnya yang bergotong-royong lebih sering tak tampak sebab tertutupi oleh surbannya yaitu Dzul Qarnain untuk menghadang laju Ya’juj dan Ma’juj yang telah mengakibatkan kerusakan alam yang akan terus bertambah luas.
"Berilah Aku potongan-potongan besi," hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua puncak gunung itu, berkatalah dzulqarnain,"Tiuplah (api itu)," Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata,"Berilah saya tembaga (yang mendidih) semoga kutuangkan ke atas besi panas itu." -Al Kahfi: 96-
Sesuai petunjuk Allah, Dzul Qarnain kemudian mengajak masyarakat di sekitar lokasi tempat tinggal Ya’juj dan Ma’juj untuk tolong-menolong menciptakan dinding tembaga dan besi yang akan menutup satu-satunya lubang keluar masuk mereka. Setelah selesai, masyarakat yang sebelumnya tinggal di bersahabat dinding diajak untuk meninggalkan lokasi yang sudah kering tanpa air dan flora tersebut menuju ke tempat lain yang lebih layak untuk di huni.
"Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya." -Al Kahfi: 97-
Ya’juj dan Ma’juj yang telah terkurung terus berupaya membuka dinding logam tersebut dengan segala cara, bahkan dengan menjilatinya sebab mereka tahu bahwa benda apapun yang mereka sentuh dengan mulutnya akan berhenti tumbuh/bertambah, kering atau tergerus. Cara ini bisa menciptakan bagian-bagian dinding yang mereka sentuh menjadi tipis. Namun setiap kali akan berlubang, Allah mengembalikan lagi kondisinya ibarat semula. Untuk bertahan hidup selama terkurung di balik dinding, Allah menumbuhkan sejenis lumut, sebagai satu-satunya flora yang sanggup terus tumbuh dan justru makin bertambah banyak setiap kali dimakan oleh masyarakat Ya’juj dan Ma’juj.
"Dzulqarnain berkata,"Ini (dinding) yakni rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah tiba akad Tuhanku. Dia akan menjadikannya hancur luluh, dan akad Tuhanku itu yakni benar." -Al Kahfi: 98-
Allah SWT juga mewahyukan kepada Dzul Qarnain bahwa dinding itu akan terjaga dan gres akan terbuka kalau saatnya tiba yaitu kelak menjelang datangnya Hari Kiamat. Kemudian Allah menjadikan mistik (tidak terlihat) lokasi dinding tersebut.
"Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi." -Al Anbiyaa: 96-
Mereka berusaha untuk keluar dengan banyak sekali cara, hingga hingga ketika matahari akan terbenam mereka telah sanggup menciptakan sebuah lobang kecil untuk keluar. Lalu pemimpinnya berkata,'Besok kita lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita niscaya bisa keluar dari sini." Namun keesokkan harinya lubang kecil itu sudah tertutup kembali ibarat sedia kala atas kehendak Allah. Mereka pun resah tetapi mereka bekerja kembali untuk menciptakan lubang untuk keluar. Demikian insiden tersebuat terjadi berulang-ulang. Hingga kelak menjelang Kiamat, di simpulan sore sehabis menciptakan lubang kecil pemimpin mereka berkata,“InsyaAllah, Besok kita lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita niscaya bisa keluar dari sini.” Maka keesokan paginya lubang kecil itu masih tetap ada, kemudian terbukalah dinding tersebut sekaligus kegaibannya dari penglihatan masyarakat luar sebelumnya. Dan Kaum Ya’juj dan Ma’juj yang selama ribuan tahun terkurung telah berkembang pesat jumlahnya akan turun bagaikan air bah memuaskan nafsu makan dan minumnya di segala tempat yang sanggup mereka jangkau di bumi.
Pada ketika Ya'juj dan Ma'juj menyerang pada ketika mendekati simpulan zaman nanti dan ketika itu masyarakat muslim termasuk Nabi Isa a.s yang telah terpojok di sebuah gunung (tur). Nabi Isa dan Umat muslim kemudian tolong-menolong berdoa kepada Allah semoga terhindar dari dilema jawaban perbuatan Ya’juj dan Ma’juj. Kemudian Allah SWT memerintahkan ulat-ulat yang tiba-tiba menembus keluar dari tengkuk Ya’juj dan Ma’juj yang pribadi mengakibatkan janjkematian mereka secara serentak. WaAllahu 'Alam.
Dari banyak sekali sumber.