Assalamu'alaikum,=. Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta'alaa, biar kita semua senantisa menerima ridha dan karunia serta limpahan kasing sayang dari Allah Subhanahu wqa Ta'alaa. Sholawat teriring salam mari kita haturkan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad Rasulullah SAW. yang telah menuntun kita dari cahaya kegelapan menuju cahaya yang terang benderang dalam keimanan kepada Allah SUbhanahu wa Ta'alaa.
Dalam kesempatan ini, saya mengajak mari kita bersama-sama mengamalkan surat al-Ikhlas yang tentunya Allah Swt. akan menawarkan kita manfaat serta keutamaan yang ada terkandung setiap kali kita membaca dan melazimkan membaca Surat al-Ikhlas tersebut.
KEUTAMAAN MEMBACA SURAH AL-IKHLAS
1. Surah al-Ikhlas Sebanding Dengan Sepertiga Al-Quran
Sebagaiman hal ini menurut keterangan sebuah hadis dari Abu Sa'id al-Khudri yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ أَنَّ رَجُلاً سَمِعَ رَجُلاً يَقْرَأُ ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) يُرَدِّدُهَا ، فَلَمَّا أَصْبَحَ جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ ، وَكَأَنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ »
Dari Abu Sa’id (Al Khudri) bahwa seorang pria mendengar seseorang membaca dengan berulang-ulang ’Qul huwallahu ahad’. Tatkala pagi hari, orang yang mendengar tadi mendatangi Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan menceritakan insiden tersebut dengan nada seperti merendahkan surat al Ikhlas. Kemudian Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, bersama-sama surat ini sebanding dengan sepertiga Al Qur’an”.
(HR. Bukhari)
[Ada yang menyampaikan bahwa yang mendengar tadi yaitu Abu Sa’id Al Khudri, sedangkan membaca surat tersebut yaitu saudaranya Qotadah bin Nu’man.]
عَنْ أَبِى الدَّرْدَاءِ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَقْرَأَ فِى لَيْلَةٍ ثُلُثَ الْقُرْآنِ ». قَالُوا وَكَيْفَ يَقْرَأُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ قَالَ « (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) يَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ ».
Dari Abu Darda’ dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, dia shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Apakah seorang di antara kalian tidak bisa untuk membaca sepertiga Al Qur’an dalam semalam?” Mereka mengatakan, ”Bagaimana kami bisa membaca menyerupai Al Qur’an?” Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Qul huwallahu minggu itu sebanding dengan sepertiga Al Qur’an.”
(HR. Muslim)
2. Mendapatkan Cinta Allah SWT
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdurrahman bin Wahb telah menceritakan kepada kami pamanku yaitu Abdullah bin Wahb, telah menceritakan kepada kami Amru bin Harits dari Sa'id bin Abu Hilal bahwa Abu Rijal Muhammad bin Abdurrahman, telah menceritakan kepadanya dari ibunya Amrah binti Abdurrahman, ketika itu ia berada di rumah Aisyah, isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dari Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seorang lelaki dalam suatu sariyyah (pasukan khusus yang ditugaskan untuk operasi tertentu). Laki-laki tersebut ketika menjadi imam shalat bagi para sahabatnya selalu mengakhiri bacaan suratnya dengan "QUL HUWALLAHU AHAD." Ketika mereka pulang, disampaikan gosip tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka dia bersabda:
"Tanyakanlah kepadanya kenapa ia melaksanakan hal itu?" Lalu mereka pun menanyakan kepadanya. Ia menjawab,
"Karena didalamnya terdapat sifat Ar Rahman, dan saya bahagia untuk selalu membacanya." Mendengar itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Beritahukanlah kepadanya bahwa Allah Ta'ala juga mencintainya."
(HR. Bukhari)
3. Allah swt. Akan Membangunkan Rumah di Surga
Membaca Al-Ikhlas 10x menimbulkan Allah membangunkan rumah di surga
“Barang siapa membaca surah al Ikhlash hingga selesai 10x, maka Allah membangunkan baginya sebuah rumah di surga.”
[HR. Ahmad]
Ibnu Daqiq Al ’Ied menjelaskan perkataan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ”Kabarkan padanya bahwa Allah mencintainya”. Beliau mengatakan, ”Maksudnya yaitu bahwa alasannya kecintaan Allah pada orang tersebut yaitu lantaran kecintaan orang tadi pada surat Al Ikhlash ini. Boleh jadi sanggup kitakan dari perkataan orang tadi, lantaran dia menyukai sifat Rabbnya, ini memperlihatkan benarnya i’tiqodnya (keyakinannya terhadap Rabbnya).” (Fathul Bari)
WAKTU YANG BAIK MEMBACA SURAH AL-IKHLAS
1. Dibaca pada Waktu pagi dan Sore
Dari Mu'adz bin Abdullah bin Khubaib dari bapaknya ia berkata,
خَرَجْنَا فِى لَيْلَةِ مَطَرٍ وَظُلْمَةٍ شَدِيدَةٍ نَطْلُبُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لِيُصَلِّىَ لَنَا فَأَدْرَكْنَاهُ فَقَالَ « أَصَلَّيْتُمْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا فَقَالَ « قُلْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ « قُلْ ». فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ « قُلْ ». فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَقُولُ قَالَ « (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِينَ تُمْسِى وَحِينَ تُصْبِحُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَىْءٍ »
Pada malam hujan lagi gelap gulita kami keluar mencari Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam untuk sholat bersama kami, kemudian kami menemukannya. Beliau bersabda, "Apakah kalian telah shalat?" Namun sedikitpun saya tidak berkata-kata. Beliau bersabda, "Katakanlah". Namun sedikit pun saya tidak berkata-kata. Beliau bersabda, "Katakanlah". Namun sedikit pun saya tidak berkata-kata. Kemudian dia bersabda, "Katakanlah". Hingga saya berkata, "Wahai Rosululloh, apa yang harus saya katakan?” Rosulullaoh shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Katakanlah (bacalah surat) QUL HUWALLAHU AHAD DAN QUL A'UDZU BIRABBINNAAS DAN QUL A'UDZU BIRABBIL FALAQ ketika sore dan pagi sebanyak tiga kali, maka dengan ayat-ayat ini akan mencukupkanmu (menjagamu) dari segala keburukan." (HR. Abu Daud no. 5082 dan An Nasai no. 5428. Syaikh Al Albani menyampaikan bahwa hadits ini hasan)
2. Dibaca Sebelum Tidur
Dari ‘Aisyah, dia rodhiyallohu ‘anha berkata,
أَنَّ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ) ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
“Nabi shollallohu ’alaihi wa sallam ketika berada di daerah tidur di setiap malam, dia mengumpulkan kedua telapak tangannya kemudian kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas). Kemudian dia mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota badan yang bisa dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan badan potongan depan. Beliau melaksanakan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari no. 5017)
3. Dijadikan Wirid Untuk Penyembuhan Ketika Sakit
عَنْ عَائِشَةَ - رضى الله عنها - قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ نَفَثَ فِى كَفَّيْهِ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَبِالْمُعَوِّذَتَيْنِ جَمِيعًا ، ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا وَجْهَهُ ، وَمَا بَلَغَتْ يَدَاهُ مِنْ جَسَدِهِ . قَالَتْ عَائِشَةُ فَلَمَّا اشْتَكَى كَانَ يَأْمُرُنِى أَنْ أَفْعَلَ ذَلِكَ بِهِ
Dari 'Aisyah rodhiyallohu 'anha, dia berkata, "Apabila Rosululloah shollallohu 'alaihi wa sallam hendak tidur, dia akan meniupkan ke telapak tangannya sambil membaca QUL HUWALLAHU AHAD (surat Al Ikhlas) dan Mu'awidzatain (Surat An Naas dan Al Falaq), kemudian dia mengusapkan ke wajahnya dan seluruh tubuhnya. Aisyah berkata, “Ketika dia sakit, dia menyuruhku melaksanakan hal itu (sama menyerupai ketika dia hendak tidur, -pen)." (HR. Bukhari)
4. Dijadikan Wirid Setelah Sholat
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata,
أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَقْرَأَ الْمُعَوِّذَاتِ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ
“Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam memerintahkan padaku untuk membaca mu’awwidzaat di simpulan sholat (sesudah salam).” (HR. An Nasai no. 1336 dan Abu Daud no. 1523. Syaikh Al Albani menyampaikan bahwa hadits ini shahih).
Yang dimaksud mu’awwidzaat yaitu surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani. (Fathul Bari, 9/62)
5. Dibaca pada Waktu Sholat Sunnah Sebelum Subuh
Dari’ Aisyah rodhiyallohu ‘anha, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نِعْمَتِ السُّوْرَتَانِ يَقْرَأُ بِهِمَا فِي رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الفَجْرِ : { قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ } وَ { قُلْ يَا أَيُّهَا الكَافِرُوْنَ
“Sebaik-baik surat yang dibaca ketika dua raka’at qobliyah shubuh yaitu Qul huwallahu minggu (surat Al Ikhlash) dan Qul yaa ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun).” (HR. Ibnu Khuzaimah )
Keterangan :
Pada rakaat pertama kita membaca Surat al-Kafirun dan pada rakaat kedua membaca Surat al-Ikhlas.
6. Dibaca Ketika Mengerjakan Sholat Sunnah Sesudah maghrib
Abdullah bin Mas’ud rodhiyallohu ‘anhu mengatakan,
مَا أُحْصِى مَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقْرَأُ فِى الرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَفِى الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الْفَجْرِ بِ (قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ) وَ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
“Aku tidak sanggup menghitung lantaran sangat sering saya mendengar bacaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat pada shalat dua raka’at ba’diyah maghrib dan pada shalat dua raka’at qobliyah shubuh yaitu Qul yaa ayyuhal kafirun (surat Al Kafirun) dan qul huwallahu minggu (surat Al Ikhlash).” (HR. Tirmidzi)
Caranya sama dengan poin nomor 5 diatas.
7. Dibaca Ketika Mengerjakan Sholat Witir Tiga Raka'at.
Dari ‘Abdul Aziz bin Juraij, dia berkata, “Aku menanyakan pada ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha, surat apa yang dibaca oleh Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam (setelah membaca Al Fatihah) ketika shalat witir?”
‘Aisyah menjawab,
كَانَ يُوتِرُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَتْ كَانَ يَقْرَأُ فِى الأُولَى بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَفِى الثَّانِيَةِ بِ (قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ) وَفِى الثَّالِثَةِ بِ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ.
“Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam membaca pada raka’at pertama: Sabbihisma robbikal a’la (surat Al A’laa), pada raka’at kedua: Qul yaa ayyuhal kafiruun (surat Al Kafirun), dan pada raka’at ketiga: Qul huwallahu minggu (surat Al Ikhlash) dan mu’awwidzatain (surat Al Falaq dan An Naas).” (HR. An Nasai no. 1699, Tirmidzi no. 463, Ahmad 6/227)
Dalam riwayat yang lain disebutkan tanpa surat al mu’awwidzatain.
عَنْ أُبَىِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُوتِرُ بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَ (قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ) وَ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ)
Dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata, “Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam biasanya melaksanakan sholat witir dengan membaca Sabbihisma robbikal a’la (surat Al A’laa), Qul yaa ayyuhal kafiruun (surat Al Kafirun), dan Qul huwallahu minggu (surat Al Ikhlash)” (HR. Abu Daud no. 1423 dan An Nasai no. 1730)
Ibnu Qudamah Al Maqdisi rohimahulloh mengatakan,
وَحَدِيثُ عَائِشَةَ فِي هَذَا لَا يَثْبُتُ ؛ فَإِنَّهُ يَرْوِيهِ يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ ، وَهُوَ ضَعِيفٌ .وَقَدْ أَنْكَرَ أَحْمَدُ وَيَحْيَى بْنُ مَعِينٍ زِيَادَةَ الْمُعَوِّذَتَيْنِ .
“Hadits ‘Aisyah tidaklah shahih. Di dalamnya ada seorang perowi berjulukan Yahya bin Ayyub, dan ia dho’if. Imam Ahmad dan Yahya bin Ma’in telah mengingkari penambahan “mu’awwidzatain”.” (Al Mughni, 1/831)
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan,
تعليق شعيب الأرنؤوط : صحيح لغيره دون قوله : والمعوذتين وهذا إسناد ضعيف عبد العزيز بن جريج لا يتابع في حديثه
“Hadits ini shahih kecuali pada perkataan “al mu’awwidzatain”, ini sanadnya dho’if lantaran ‘Abdul ‘Aziz bin Juraij tidak diikuti dalam haditsnya.” (Tahqiq Musnad Al Imam Ahmad bin Hambal, 6/227)
Makara yang sempurna dalam duduk perkara ini, bacaan untuk shalat witir yaitu raka’at pertama dengan surat Al A’laa, raka’at kedua dengan surat Al Kafirun dan raka’at ketiga dengan surat Al Ikhlas (tanpa mu’awwidzatain).
8. Dibaca ketika Mengerjakan Sholat Maghrib Pada Setiap malam Jum'at.
Surat Al Kafirun dibaca pada raka’at pertama setelah membaca Al Fatihah, sedangkan surat Al Ikhlash dibaca pada raka’at kedua.
Dari Jabir bin Samroh, dia mengatakan,
كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَقْرَأُ فِي صَلاَةِ المَغْرِبِ لَيْلَةَ الجُمُعَةِ : ( قَلْ يَا أَيُّهَا الكَافِرُوْنَ ) وَ ( قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ
“Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam biasa ketika shalat maghrib pada malam Jum’at membaca Qul yaa ayyuhal kafirun’ dan ‘Qul ‘ huwallahu ahad’. ” (Syaikh Al Albani dalam Takhrij Misykatul Mashobih (812) menyampaikan bahwa sanad hadits ini shahih)
9. Dibaca Ketika sholat Dua Raka'at Dibelakang Makam nabi Ibrahim as. Setelah Thawaf
Dalam hadits Jabir bin ‘Abdillah rodhiyallohu ‘anhu yang amat panjang disebutkan,
فجعل المقام بينه وبين البيت [ فصلى ركعتين : هق حم ] فكان يقرأ في الركعتين : (قل هو الله أحد ) و ( قل يا أيها الكافرون ) ( وفي رواية : ( قل يا أيها الكافرون ) و ( قل هو الله أحد )
“Lantas Nabi sholallohu ‘alaihi wa sallam menimbulkan maqom Ibrahim antara dirinya dan Ka’bah, kemudian dia laksanakan shalat dua raka’at. Dalam dua raka’at tersebut, dia membaca Qulhuwallahu minggu (surat Al Ikhlas) dan Qul yaa-ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun).
Dalam riwayat yang lain dikatakan, dia membaca Qul yaa-ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun) dan Qulhuwallahu minggu (surat Al Ikhlas).” (Disebutkan oleh Syaikh Al Albani dalam Hajjatun Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, hal. 56)
Demikianlah biar bermanfaat dan kita semua sanggup mengamalkannya secara istiqomah dan biar Allah SWt. menawarkan kekuatan kepada kita untuk mengerjakan dalam mengamalkan surat al-Ikhlas tersebut. amin ya robbal 'alamin.