Gagal Paham Perihal Politik Erdogan

Ridhmedia
21/07/16, 14:43 WIB

Banyak orang di negeri ini yang gagal paham wacana taktik berpolitik Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoga. Bahkan beberapa penulis mengumbar pikiran picik dan dangkal hanya menurut gosip di media dan mencari data melalui google search. Sebenarnya mereka tak tahu siapa Erdogan dan tidak mengerti sepak terjangnya. Tidak mengenal Erdogan, berarti juga tidak akan memahami rakyat Turki.

Berdasarkan pandangan dan pendapat mereka, sanggup dikelompokkan sbb, pertama yaitu golongan yang tidak menyukai pemerintahan Jokowi dan berharap akan adanya perebutan kekuasaan militer ibarat di Turki. Mereka yaitu orang-orang yang gagal move on dan tidak pernah sanggup mendapatkan kekalahan dalam pilpres 2014.

Kedua yaitu golongan Islam fundamentalis yang berharap sanggup mengubah Indonesia menjadi negara Islam. Golongan ini juga terbagi dua; kelompok yang mendukung Erdogan sebab ia dianggap pemimpin Islam terhebat kini ini dan kelompok yang membenci Erdogan sebab dianggap bekerja sama dengan Barat, komunis dan yahudi.

Ketiga yaitu golongan liberal yang tidak menyukai kebangkitan negara Islam dan lebih suka mendukung negara-negara Barat. Mereka lebih percaya apa yang dikatakan Amerika Serikat dan sekutunya tanpa mencoba mencari fakta yang sesungguhnya atau menyelidiki dengan seksama. Bahkan orang-orang ini akan dengan cepat meng-counter gosip wacana Erdogan sehingga berbalik menyudutkan pemimpin Turki tersebut.

Akibat dari gagal paham terhadap Erdogan, terjadi polemik dan beredar informasi yang tidak sanggup dipertanggungjawabkan. Berita dan pendapat yang simpang siur menciptakan gaduh masyarakat Indonesia. Maklum, sebab lebih banyak didominasi penduduk yaitu muslim, maka apa yang terjadi di Turki menjadi perhatian kita.

Ada beberapa hal yang perlu diluruskan dalam hal taktik berpolitik Erdogan. Dia yaitu politikus yang brilian. Erdogan tidak sembarang mengambil tugas aktif dalam kancah dunia tanpa pertimbangan yang matang dan sasaran yang tinggi. Ia menyadari betul posisi Turki yang strategis, baik dari sisi geografisnya, mau pun tugas di dunia internasional.

Namun satu hal perlu dicamkan, Erdogan yaitu seorang muslim dan berniat menjadi pemimpin muslim. Dia mempunyai ambisi untuk membangun kembali imperium Turki sebagaimana kejayaan di masa Ottoman dahulu. Erdogan ingin Turki menjadi pemimpin negara-negara islam dan menjadi pelindung kaum muslim di dunia.

Di bawah ini yaitu taktik Erdogan bermain politik tingkat dunia:

1. Erdogan bergabung dengan NATO supaya negara-negara Barat mempercayai mereka bahwa Turki mendukung AS dan sekutunya. Dengan demikian, mereka tidak mengacaukan Turki sebagaimana negara-negara Islam lainnya. Padahal sesungguhnya Turki sangat membela dan membantu sesama negara Islam.

2. Erdogan membuka kekerabatan dengan Israel. Bukan berarti Turki menjalin kerjasama dengan Yahudi. Sebagaimana diketahui, Israel yaitu sekutu terdekat AS. Karena itu Erdogan harus hati-hati supaya Israel dan AS tidak memerangi Turki ibarat kepada Palestina dan negara-negara lainnya. Di sisi lain, hal itu sanggup menciptakan Israel lengah dan proteksi Turki ke Palestina sanggup masuk.

3. Erdogan berteman dengan Rusia. Ini tidak dimaksudkan bahwa ia yaitu pendukung komunis. Hubungan dengan Rusia yaitu penyeimbang dengan kekuatan Barat yang semakin menekan. Musuh turun-temurun AS dan sekutunya yaitu dua negara, Rusia dan Cina.

4. Erdogan dekat dengan Iran. hal ini jarang disadari oleh orang awam. Turki boleh dikatakan tidak berselisih dengan Iran. Erdogan bukan pendukung Syi'ah. Persahabatan dengan Iran sebab negara itu mempunyai kekuatan nuklir yang ditakuti oleh AS dan Israel. Turki dan Iran banyak menjalin kolaborasi di bidang perekonomian.

5. Erdogan bergabung dengan Uni Eropa. Sebagian besar negara-negara di eropa yaitu pendukung AS. Karena itu untuk menjinakkan mereka, Turki bergabung dengan Uni Eropa. Selain itu, ada laba dari sisi perdagangan, pariwisata dan imigrasi pengungsi melalui Turki ke Eropa.

Kepiawaian Erdogan sejauh ini berhasil mengangkat Turki menjadi negara yang cukup disegani. Perekonomian meningkat pesat sehingga Turki digolongkan sebagai negara Islam yang sudah maju dan modern. Dukungan kepada Turki pun terus mengalir, terutama dari negara-negara yang lebih banyak didominasi berpenduduk muslim.

Semakin usang AS dan sekutunya semakin mengendus taktik yang dijalankan Erdogan. Apalagi mereka merasa dibohongi dan dipecundangi dalam mengurus Suriah. Di sisi lain, mereka sudah melihat bahwa bila dibiarkan maka Turki akan menjadi negara Islam yang berpengaruh dan digdaya. Hal ini membahayakan rencana AS dan Israel untuk menguasai Timur Tengah dan untuk menguasai dunia.

Turki harus 'dibunuh', itulah keputusan yang harus segera dilaksanakan. Sebagaimana biasa, politik memecah-belah dipakai dengan memanfaatkan orang-orang yang tidak menyukai Erdogan, baik di dalam negeri maupun negara-negara lain. Namun kali ini mereka gagal. Erdogan tidak semudah itu dikalahkan.

Muslimina
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+