Ketika perang Nahawan, dia yakni wakil utama an-Nu’man bin Muqrin dan orang yang mengambil bendera umat Islam dikala an-Nu’man terbunuh. Hingga jadinya perang itu dimenangkan oleh umat Islam pada tahun 22 Hijriah. Selama hidupnya dia pernah mentaklukan Dinawar, Mahsandan, Hamzan dan Ray (kota-kota besar di Persia). Beliau menentukan Kuffah untuk dijadikan kota gres bagi umat Islam di negeri Persia (Iran) dan Irak. Diantara perjuangan dan dukungan dia dalam rangka tegaknya aliran Islam yakni anjuran untuk menyatukan umat dengan satu mushaf sehabis mereka saling bercerai-berai.
Pada tahun 36 Hijriah, dia mencicipi sakitnya begitu berat. Sebagian para sahabat menjengguk dia di tengah malam. Beliau bertanya; “Pukul berapa sekarang?”
mereka menjawab; “Mendekati subuh.”
Beliau berkata; “Aku berlindung kepada Allah dari waktu subuh yang mengantarkan diriku ke neraka. Aku berlindung kepada Allah dari waktu subuh yang mengantarkan diriku ke neraka..” Setelah itu dia bertanya lagi; “Apakah kalian membawa kain kafan?”
Mereka menjawab; “Iya.” Beliau berkata; “Jangan kalian terlalu bermewah-mewah dengan kain kaffan. Sekiranya ada kebaikan dariku di sisi Allah pasti akan diganti dengan yang lebih baik. Sekiranya tidak ada kebaikan dariku pasti akan terambil dariku…
Kemudian sehabis itu dia berdo’a “Ya Allah, Engkau tahu bahwa saya lebih senang hidup miskin daripada kaya, saya lebih senang kesederhanaan daripada kehormatan dan kematian daripada kehidupan.” Hingga ruhnya diambil oleh malaikat. “Selamat tiba kematian, seorang yang mencinta tiba dengankerinduan, tidak akan senang orang yang menyesal. Itulah simpulan hayatnya.
Selama berjuang bersama Rasulullah, dia telah meriwayatkan kurang lebih 225 hadits. Diantara riwayatnya itu; dia berkata bahwa dia sholat bersama Rasulullah pada suatu malam. Rasulullah. (ar/2l) www.suaramedia.com