Credit: TribunStyle.com/Kolase/Instagram @alun1703 |
RIDHMEDIA - Arswendo Atmowiloto merupakan seniman dan budayawan lagendaris di Indonesia.
Arswendo selama ini telah menghasilkan banyak cerpen, novel dan naskah sinetron.
Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah sinetron Keluarga Cemara yang kemudian diangkat menjadi film pada tahun 2018 lalu.
Arswendo diketahui meninggal dunia pada Jumat (19/7/2019) karena penyakit kanker prostat yang dideritanya.
Tahukah Anda, ternyata senyawa yang terdapat dalam kopi dapat mengurangi risiko kanker prostat?
Selain menjadi minuman yang sempurna untuk memulai pagi hari Anda, kopi juga dapat berperan dalam menunda kanker prostat.
Credit: Pixabay |
Sebuah penelitian menemukan cara untuk mencegah kanker yang resisten terhadap obat.
Para ilmuwan dari Universitas Kanazawa di Jepang telah mengidentifikasi senyawa kahweol acetate dan cafestol - hidrokarbon yang secara alami ditemukan dalam kopi Arabika - yang dapat menghambat pertumbuhan kanker prostat.
Studi percontohan menunjukkan kahweol asetat dan cafestol dapat menghambat pertumbuhan sel yang resisten terhadap obat anti kanker umum seperti Cabazitaxel.
"Kami menemukan bahwa kahweol asetat dan cafestol menghambat pertumbuhan sel kanker pada tikus, tetapi kombinasi itu tampaknya bekerja secara sinergis, yang mengarah pada pertumbuhan tumor yang secara signifikan lebih lambat daripada tikus yang tidak diobati," kata pemimpin penulis Hiroaki Iwamoto.
Untuk penelitian tersebut, yang dipresentasikan pada Kongres Asosiasi Urologi Eropa di Barcelona, tim menguji enam senyawa, yang secara alami ditemukan dalam kopi, mengenai proliferasi sel kanker prostat manusia secara in vitro (yaitu dalam cawan petri).
Mereka menemukan sel yang diobati dengan kahweol asetat dan cafestol tumbuh lebih lambat dari hewan coba kelompok kontrol.
Para ilmuan kemudian menguji senyawa ini pada sel kanker prostat, yang ditransplantasikan ke tikus (16 tikus).
"Setelah 11 hari, tumor yang tidak diobati telah tumbuh sekitar tiga setengah kali volume aslinya (342 persen), sedangkan tumor pada tikus yang diobati dengan kedua senyawa telah tumbuh lebih dari satu setengah (167 persen) kali. ukuran aslinya, "kata Iwamoto.
Ini juga menunjukkan pengurangan pertumbuhan terjadi pada sel tumor yang ditransplantasikan, bukan pada sel tumor asli.
"Meskipun ini adalah temuan yang menjanjikan, tetapi orang tetap tidak boleh mengonsumsi kopi dalam jumlah yang banyak," kata Profesor Atsushi Mizokami.
Kopi dapat memiliki efek positif dan negatif.
Kita perlu mencari tahu lebih banyak tentang mekanisme di balik temuan ini sebelum kita dapat memikirkan cara untuk mengaplikasikan secara klinis.
Sumber: timesnownews