[RIDHMEDIA] Presiden Joko Widodo beberapa kali bertemu dengan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) serta "putra mahkota" Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebelum penyusunan Kabinet Indonesia Maju.
AHY juga pernah menyambangi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ketika momen Hari Raya Idul Fitri yang lalu.
Dari pertemuan-pertemuan itu, Demokrat diyakini bakal bergabung dengan pemerintahan Jokowi-Maruf, serta AHY yang bakal ditempatkan di kabinet.
Tapi faktanya, ketika Jokowi mengumumkan susunan kabinet 23 Oktober, tidak ada satupun orang SBY termasuk AHY yang masuk dalam kabinet.
Pengamat politik Ujang Komarudin sependapat dengan pernyataan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief, yang menyebut Demokrat serta AHY tidak direkrut dalam pemerintahan kedua Jokowi karna rasa dendam Megawati kepada SBY.
"Awalnya saya menduga apabila dendam Ibu Megawati itu cuma pada Pak @SBYudhoyono, ternyata turun juga ke anaknya @AgusYudhoyono," tulis Andi Arief di akun Twitter miliknya, Sabtu 26 Oktober 2019.
Andi Arief juga menyoroti peran Jokowi yang menurutnya tidak berhasil memperbaiki hubungan Megawati serta SBY.
"Tadinya saya melihat Pak Jokowi mampu meredakan ketegangan serta dendam ini, rupanya belum mampu," demikian Andi Arief.
Ujang Komarudin mengatakan, selain dendam, Megawati serta PDIP mengunci jalan AHY serta Demokrat di Pilpres 2014.
AHY mempunyai kans serta peluang ikut berkompetisi di pilpres mendatang. Tak punya cacat, AHY merupakan pesaing yang kuat.
"Ini yang ditakutkan PDIP. Dan PDIP sepertinya bakal mengusung Puan Maharani, mantan Menko PMK serta ketika ini menjabat Ketua DPR. Puan Telah dipersiapkan lama," ujar Ujang ketika dihubungi redaksi, Selasa (29/10).
Lalu apakah Jokowi ikut menghalangi Demokrat serta AHY gabung kabinet, Ujang tidak melihatnya.
Menurutnya, Jokowi malah mau mengumpulkan semua kekuatan politik. Jangan Demokrat, Partai Gerindra Sahaja dirangkul oleh Jokowi.
"Iya, Jokowi belum bisa mendamaikan Megawati dengan SBY," tutup Ujang.
Sumber: RMOL