Tiga hari pascapelanktikan presiden, Rabu (23/10/2019) pagi sudah terjadi "Erupsi Kabinet" seiring diumumkannya susunan Kabinet Indobesia Maju (KIM) oleh Presiden Jokowi.
Dalam Wikipedia, yang disebut Erupsi subaerial atau Letusan subaerial yaitu letusan gunung berapi yang terjadi di permukaan tanah, " di bawah udara". Mereka umumnya menghasilkan aliran piroklastik, lava mancur, serta aliran lava, yang umumnya diklasifikasikan dalam jenis letusan subaerial yang berbeda - beda, termasuk Erupsi plinian, Erupsi pelean, serta Erupsi Hawaian. Letusan subaerial berlawanan dengan erupsi subaqueous, submarin, serta subglasial yang semuanya berasal dari bawah permukaan air.
Penulis sengaja memberikan judul tulisan, "Erupsi Kabinet" tentu ada alasannya. Salah satu alasannya adalah, selama tiga hari pascapelantikan presiden, jagad perpolitikan negeri ini seolah hanya fokus menanti-nanti siapa-siapa saja yang masuk dalam daftar kabinet selaku pembantu presiden. Nuansa penantian susunan kabinet bak mengamati gunung yang mau meletus atau erupsi.
Layaknya dampak letusan gunung berapi tentu bakal terlihat mermacam macam material yang keluar dari perut gunung. Seperti juga erupsi kabinet hari ini sudah bisa dilihat sama-sama sosok-sosok pembantu presiden buat masa tugas lima tahuan ke depan.
Para menteri berangkat dari mermacam macam latar balik tidak terkecuali dari kubu yang semula bersaing dalam pencapresan ikut bergabung pula. Inilah uniknya demokrasi-demokrasian ala Indonesia.
Terlepas dari demokrasi ala Indonesia yang terasa bagai es campur, semoga rakyat kini mulai tercerahkan. Perjalanan masa kampanye hingga pilpres yang lalu hendaknya rakyat sudah mulai cerdas serta melek soal perpolitikan. Jangan sampai terjadi lagi suara rakyat hanya dimanfaatkan selaku pendorong pesawat terbang di landasan, setelah pesawat tinggal landas rakyat ditinggalkan di landasan.
Emak-Emak militan jangan sampai sedih serta trenyuh menghadapi situasi serta kondisi pascaerupsi kabinet, tapi sebaliknya perlu tetap semangat dalam menggapai keinginan menuju perubahan yang lebih baik. Tidak ada salahnya jika emak-emak militan mendeklarasikan selaku oposisi atau bergabung pada partai yang beroposisi, jika masih ada?
Penulis: Tardjono Abu Muas