RIDHMEDIA - Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK), menyarankan agar generasi muda tak berpikiran simbolis semata dalam membangun persatuan serta toleransi bangsa.
"Generasi muda pikirannya jangan simbolis, tapi apa yang nyata dapat dilakukan. jika semacam pawai obor serta lainnya, itu simbolis semua," kata Jusuf Kalla ketika diskusi dengan tema Memupuk Rasa Persatuan serta Toleransi terhadap Perbedaan, di Jakarta, Selasa (30/10/2019).
Rakyat, menurut dia, membutuhkan hal yang nyata mengenai persatuan serta toleransi, atau bukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya simbolis saja.
Sebenarnya, menurut Wakil Presiden ke-10 serta ke-12 Republik Indonesia itu, persatuan bisa dibangun dengan mendorong keadilan serta kemakmuran ke arah yang lebih baik atau menjauhkan masyarakat dari ketimpangan.
Kalla mencatat, ada 15 konflik besar yang mengganggu persatuan sepanjang sejarah bangsa ini. Penyebabnya bersumber dari ketidakadilan.
"Itu konflik, hampir semua itu, disebabkan ada perasaan tak adil, 10 dari 15 karna merasakan ketidakadilan, karna itulah Bapak Bangsa menyampaikan tentang adil serta makmur," ucap dia.
Sementara itu, keadilan serta kemakmuran cuma bisa didorong oleh keahlian, inovasi, serta etos kerja. Semua itu merupakan hal yang bisa dilakukan oleh generasi muda.
Soal pendidikan yang berkiblat pada inovasi generasi muda, kata dia, bisa mencontoh Amerika, sedangkan soal keahlian sumber daya manusia bisa melihat negara-negara seperti China, Jepang, Eropa. [mc]