Makna Pakewuh

Ridhmedia
29/10/19, 16:18 WIB

RIDHMEDIA - NGGAK enakan yaitu istilah buat perasaan sungkan berlebihan, atau ewuh pakewuh. Dalam batas normal ini yaitu situasi perasaan yang baik, wujud dari kesopan santunan budaya timur, refleksi dari keberadaan rasa malu yang merupakan fitrah manusia.

Namun bahwa porsi serta penempatannya tidak tepat maka nggak enakan membuat manusia dapat melanggar batas keadilan serta rasa kepatutan. Cenderung tidak berjalannya proses berbeda dalam dialektika pendapat, pandangan atau sikap yang membatasi pendapat dalan pengungkapan pada kebenaran.

Nggak Enakan yang berlebihan, dapat memicu seseorang buat menjadi pribadi “Yes Boss” atau Asal Bapak Senang (ABS). Apa yang dilaporkan tidak sama dengan kenyataannya, di depan berbicara ya serta di balik bilang tidak, bahkan cenderung mengabaikan fakta. Kondisi kekinian malah lebih parah jika sampai membiarkan atasan dalam kebijakannya menyelenggarakan hal yang keliru,ini malah bisa menjadi masalah baru dalam sebuah wadah atau organisasi.

Bahwa dikenal semua manusia tidak bisa luput dari salah sehingga perlu dikoreksi, diluruskan, serta diarahkan dengan baik. Sekalipun orang tersebut mempunyai posisi di atas kita yang membuat rikuh apabila ditolak permintaannya.

Rasa Nggak Enakan dapat membuat manusia tidak memberikan hak orang lain yang dititip Allah lewat dirinya. Diberikan pada orang lain yang justru bukan pemilik hak itu dikarenakan sungkan pada kedudukan atau kedekatan dengan orang kedua ini.

Adilkah bila si A kehilangan haknya cuma karna si B merasa Nggak Enak pada si C sehingga si C yang dapat? Bukankah tidak adil dikala pemenuhan hak orang lain didasarkan pada rasa pribadi? Suka, benci, sungkan, malu, kasihan yaitu perasaan yang biasanya mencampuri pertimbangan manusia dalam bertindak.

Ajaran agama  Sudah mengingatkan : "Hai orang-orang yang beriman hendaklah anda menjadi orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karna Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong anda buat berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karna adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang anda kerjakan".

Di luar konteks pemenuhan hak orang lainpun nggak enak membuat manusia kehilangan kewajiban serta haknya buat berlaku baik meringankan kesusahan orang lain.

Nggak enak menawarkan bantuan, nggak enak membuatkan sistem baru yang membuat orang menjadi lebih dimudahkan urusannya, Nggak Enak pada orang lain buat memulai perubahan. Adalah hal yang tidak patut manusia melepas peluang berbuat baik serta menyelenggarakan perbaikan karna Nggak Enak atau pakewuh pada manusia.

Nggak enak bukan selalu refleksi kesantunan, apalagi bawa bawa rasa ketimuran serta esensi moral yang dari nilai rasa yang tidak tepat, atau fakta yang salah apalagi bahwa porsi serta penempatannya tidak tepat.

Nggak enak menerima, menolak maupun menawarkan dapat membuka pintu bagi ketidakadilan pada diri sendiri serta orang lain. kalau rasa Nggak Enakan itu dimiliki oleh orang-orang di posisi kunci kekuasaan, apakah berpengaruh pada pengambilan kebijakan yang berdampak pada lingkungan atau masyarakat luas sekalipun.

Nggak enak pada partai yang mengusung, nggak enak pada tokoh yang mendukung, nggak enak pada para pemodal.

Adakah rasa nggak enak atau ewuh pakewuh pada Sang Maha Melihat? Adakah enggak enak sama makna serta jiwa ber-Ketuhanan Yang Maha Esa? Adakah enggak enak pada Sudah banyak nikmat yang di kasi Tuhan pada diri? Maka kuncinya biasakanlah kejujuran, berterus terang dengan elegan, ekspresikan kebutuhan yang nyata tanpa perlu merugikan orang lain. Pasti tujuan organisasi bakal tercapai bila selalu ada terus terang serta kejujuran, maka rasa enggak enakkan pun bakal sirna.

Azmi Syahputra
Penulis yaitu Ketua Asosiasi Ilmuwan Praktisi Hukum Indonesia (Alpha)(rmol)
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+