Jiwasraya Gagal Bayar Polis Malah Dapat Penghargaan, Kok Bisa?

Ridhmedia
30/12/19, 16:21 WIB
Ridhmedia - Viral di dunia maya sebuah penghargaan untuk PT Asuransi Jiwasraya (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Product Development Terbaik di sektor financal & hospitality Branding and Marketing Award 2018. Penghargaan itu diberikan oleh media BUMN Track.

Padahal, di tahun tersebut juga Jiwasraya tengah dirundung masalah gagal bayar polis JS Saving Plan hingga Rp 802 miliar. Lantas, bagaimana penghargaan tersebut bisa diberikan?

Menjawab pertanyaan itu, Ketua Dewan Juri, Rhenald Kasali yang meresmikan penghargaan tersebut pada tanggal 21 November lalu bersama dengan CEO BUMN Track Sutarto MI, angkat bicara.

"Jiwasraya itu sudah mendapatkan izin dan telah diperiksa OJK," kata Rhenald kepada CNBC Indonesia, Senin (30/12/2019).

Adapun acuannya, Dewan Juri menilai produk asuransi milik Jiwasraya sudah menyesuaikan aturan OJK.

"Acuan kami, produk di lembaga itu sudah lulus OJK. Dan memiliki pertumbuhan menarik, return bagus dan dari sisi laporan keuangan terlihat mampu membayar," jelas Rhenald.

Kala itu, Dewan Juri memberikan penghargaan berdasarkan pada laporan keuangan Jiwasraya tahun 2017.

"Pada saat itu, ada pernyataan direksi dan banyak dimuat media jika Jiwasraya ada keuntungan Rp 2,4 triliun dan auditor yang kalau tidak salah waktu itu PwC (PricewaterhouseCoopers) melihat juga ada kenaikan keuntungan dari Rp 1,6 triliun ke Rp 2,4 triliun," papar dia.

Atas dasar itu, Dewan Juri memberikan penghargaan pada Jiwasraya. Kemudian, mengingat juga Jiwasraya sebagai BUMN dan sudah berdiri ratusan tahun di Indonesia. Menurut Rhenald, kala itu tim juri melihat umur Jiwasraya yang sudah menginjak 110 tahun itu cukup baik perkembangannya.

"Intinya kan ada OJK dan kemudian ada juga auditor PwC nah kita percaya kedua lembaga itu makanya jadi acuan. Kalau tidak harus ke mana lagi percaya?" imbuh dia.

Terkait laporan keuangan Jiwasraya tahun 2017 yang janggal, menurut Rhenald hal itu baru tercium oleh mantan Dirut Jiwasraya Asmawi Syam. Sedangkan, proses penilaian untuk memberi penghargaan oleh tim juri sendiri tak bisa sampai memeriksa kinerja keuangan perusahaan lebih jauh.

"Yang jadi masalah ketika itu bahwa kami mengetahui bahwa ada cashflow negatif. Nah ketika itu Dirutnya Pak Asmawi Syam dan justru ia juga mencium bau amis dan meminta auditor melakukan audit ulang," tuturnya.

"Hasilnya memang keuntungan turun jadi Rp 360 miliar kata itu. Walau masih positif tapi memang ada masalah. Nah kita kan mengecek dan memberikan keputusan award tidak sampai membuka laci perusahaan. Masa mau kita cek," sambung Rhenald.

Ia menuturkan, karut marut Jiwasraya ini memang baru terungkap, bahkan setelah penghargaan itu diberikan.

"Ini menjadi acuan juga, memang kalau fraud selalu terlihat setelah dua sampai tiga tahun berikutnya," tandas Rhenald.

Sebagai informasi berdasarkan situs resmi perusahaan, terakhir kali Jiwasraya menyampaikan laporan keuangannya pada 2017 lalu. Dalam laporan keuangan yang telah diaudit itu, laba perusahaan rontok dari Rp 1,70 triliun pada 2016 menjadi hanya Rp 360,30 miliar. [dtk]
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+