Kini Bermasalah, Jiwasraya Pernah Banjir Penghargaan di Tahun 2018

Ridhmedia
31/12/19, 03:22 WIB
Ridhmedia - Di saat BUMN Jiwasraya kini dalam kondisi kolaps, rupanya perusahaan pelat merah itu pernah banjir meraih penghargaan. Contohnya di tahun 2018 lalu. Salah satu yang diterima oleh Jiwasraya adalah BUMN Branding and Marketing Award 2018 yang diberikan oleh BUMN Track, media yang khusus mengulas BUMN.

Sertifikat yang diterima oleh Jiwasraya dari BUMN Track turut ditanda tangani oleh pakar pemasaran Rhenald Khasali yang bertindak sebagai Ketua Dewan Juri dan CEO BUMN Track SH. Sutarto.

Bahkan, Jiwasraya memborong empat penghargaan tahun lalu di ajang BUMN Markeeters Award. Dikutip dari situs resmi Jiwasraya, keempat penghargaan tersebut yakni Special Mention in Marketing Innovation yang diterima oleh Direktur Bisnis Ritel, Indra Widjaja. Selain itu, ada pula penghargaan Promising Company in Strategic Marketing, Promising Company in Tactical Marketing dan Promising Company in Branding Campaign. BUMN Markeeters merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Mark Plus, sebuah perusahaan konsultan di bidang pemasaran.

Mereka mengundang 115 BUMN dan anak BUMN untuk berpartisipasi. Kini penghargaan tersebut dipertanyakan lantaran Jiwasraya gagal bayar polis ke masyarakat dan malah memiliki utang dengan total Rp50,5 triliun.

Lalu, apa yang melandasi BUMN Track memberikan penghargaan bagi Jiwasraya pada tahun lalu?

1. BUMN Track memberikan penghargaan berdasarkan seleksi yang ketat

Kepada IDN Times, Pemimpin Redaksi BUMN Track Ahmad Koesaini menjelaskan proses penjurian bagi BUMN agar bisa meraih penghargaan pada tahun lalu tidak mudah. Ada seleksi ketat yang dilalui. Dua di antaranya adalah isian kuisioner lalu dilanjutkan dengan presentasi BUMN di hadapan dewan juri.

"Jadi, kami tidak pernah memberikan penghargaan kalau memang posisi perusahaan tidak bagus. Penghargaan yang kami berikan tahun 2018 berdasarkan report laporan keuangan tahun 2017 sebagai berikut; pada 2017 PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) membukukan laba bersih sebesar Rp360,30 miliar, jumlah pendapatan perusahaan mencapai Rp25,12 triliun atau naik tipis 4 persen dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya, yakni Rp21,10 triliun," tutur Ahmad secara detail pada Senin (30/12) melalui pesan pendek.

2. Selain dari BUMN Track, Jiwasraya juga memperoleh penghargaan dari empat institusi lain

Di saat BUMN Jiwasraya kini dalam kondisi kolaps  Kini Bermasalah, Jiwasraya Pernah Banjir Penghargaan di Tahun 2018

Selain dari BUMN Track, Jiwasraya di tahun 2018 juga mendapatkan penghargaan dari empat institusi lainnya yakni Markplus, Warta Ekonomi, dan Infobank. Sedangkan, Majalah SWA memberikan dua penghargaan di tahun 2016. Markplus memberikan empat penghargaan.

Berdasarkan informasi resmi di situs Jiwasraya tertulis, dua penghargaan dari Majalah SWA diberikan dalam ajang Indonesia BUMN Leadership Award 2016. Jiwasraya diganjar dua penghargaan yakni CEO Spesial Award in Innovative Turnaround kepada Direktur Utama Hendrisman Rahim dan The 1st Rank of Stated Owned Enterprise Performance Award 2016, dengan kategori Life Insurance.

Bahkan, dalam keterangan tertulisnya, penghargaan bagi Hendrisman diberikan lantaran kepemimpinannya dinilai membawa inovasi bagi Jiwasraya, sehingga perusahaan itu bisa bersaing di industri asuransi.

Padahal, Hendrisman kini tengah diburu oleh Kejaksaan Agung. Ia masuk daftar cekal Kejakgung dan diduga tengah berada di Spanyol.

Pemimpin redaksi Majalah SWA, Kemal Gani membenarkan media yang ia pimpin memang pernah memberikan dua penghargaan kepada Jiwasraya.

"SWA bersama IPMI memberikan penghargaan ke Jiwasraya pada tahun 2016 berdasarkan data-data dari laporan keuangan. Juga dari langkah-langkah manajemennya," kata Kemal melalui pesan pendek kepada IDN Times. 

3. BUMN Jiwasraya kini berutang Rp50,5 triliun

PT Asuransi Jiwasraya kini tengah dirundung masalah. Perusahaan yang sudah ada sejak 160 tahun itu kini memiliki total utang sebesar Rp50,5 triliun.

Salah satu yang menjadi sorotan dan juga sebab kerugian Jiwasraya adalah produk finansial mereka bernama JS Saving Plan. Rp15,7 triliun dari total utang Jiwasraya adalah liabilitas dari produk ini.

Namun jauh sebelum kasus tersebut bergulir pada tahun lalu, 13 tahun lalu Jiwasraya sudah mengalami defisit.

Pada audit yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 2006-2007 ditemukan adanya permasalahan pada sistem akuntansi dan sistem informasi Jiwasraya. BPK merekomendasikan Jiwasraya agar melakukan perbaikan.

Menurut Kepala Eksekutif Industri Keuangan Non-Bank dan Anggota Komisioner OJK Riswinandi 13 Tahun lalu atau tepatnya pada 2006 Jiwasraya sudah mengalami defisit. Saat itu selisih antara aset dan likuiditas sudah mencapai Rp3,29 triliun.

"Bahkan audit yang lebih mendalam pada waktu itu mendefinisikan Rp8-10 triliun, cuma data yang keluar per 2008 defisit secara internal Rp5,7 triliun," kata Riswinandi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu malam (18/12)

Kendati skandal keuangan Jiwasraya kini terbongkar, dewan juri dan pihak pembeli penghargaan hingga kini belum mencabut penghargaan tersebut.

Sumber: idntimes.com
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+