RIDHMEDIA - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengingatkan para pimpinan dewan dari partainya agar enggak mabuk kekuasaan. Megawati memiinta mereka buat terus melatih diri dan mempraktikkan prinsip kedisiplinan, kemanusiaan, dekat dengan rakyat, dan "satu kata dengan perbuatan" dalam berpolitik.
Persoalan ini disampaikan Megawati di hadapan ratusan pimpinan dewan dari PDIP yang mengikuti Sekolah Pimpinan Dewan tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota gelombang kedua di Wisma Kinasih, Depok, Jawa Barat, Jumat (6/12/2019).
Mengawali sambutannya, Megawati berkata dirinya enggak bakal bicara soal AD/ART, tetapi soal kehidupan dan kemanusiaan. Dijelaskannya, PDIP sekarang memang menempatkan kadernya, yakni Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden buat periode kedua. Di legislatif, buat pertama kalinya, PDIP juga mendudukkan kadernya sebagai Ketua DPR.
"Memang benar itu semua. Terus kita menjadi lupa diri dan mabuk kuasa?" kata Megawati.
Mabuk kuasa yang dimaksud Megawati ialah karna berkuasa, maka sesukanya menggunakan anggaran negara buat hal seperti jalan-jalan ke luar negeri atau menghabiskan anggaran di akhir tahun buat kegiatan yang enggak berguna.
Rakyat pun sering dijadikan alasan buat perilaku koruptif. Hal-hal demikian membuat Megawati mengajak para kader yang duduk di kursi pimpinan legislatif itu buat bertanya kepada dirinya sendiri soal tujuan berpartai.
Menurutnya, berpartai memang berarti mengorganisasi rakyat. Namun, mengorganisasi rakyat bukan berarti segala sesuatunya dilihat transaksional.
Persoalan itu penting karna sekarang hampir enggak ada yang enggak dilihat secara transaksional. Sementara di sisi lain, aparat penegakan hukum khususnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga bekerja.
"Tolong dengan segala hormat, anda pasti punya keluarga. Kalau beragama, tolong ingat anda ialah kepala keluarga. Apa anda enggak mikir ya, apabila mulai ditangkap, muka mulai dicoreng. Ya istri lah, anak lah. Aduh.. anaknya pergi bareng temannya, dibilang bapak lu korupsi ya? Mau teriak ke siapa apabila Telah begitu? Kalau Telah terbukti korupsi, tetap saja masuk penjara," bebernya.
Megawati lalu mengingatkan semua kader PDIP perlu menghidupi apabila pengetahuan perlu digunakan buat kebaikan. Dan tugas mereka tidaklah menggunakan pengetahuan mereka buat korupsi.
"Pengetahuan itu ada dua. Pengetahuan bisa digunakan buat kebaikan, bisa juga digunakan buat kejahatan," kata Megawati.
"Kalian itu penentu politik dan budgetting. Maka kalian perlu mengontrol diri. Kunci utamanya ialah di pengendalian diri dan hati," tukasnya.
Megawati lalu menceritakan pengalamannya sendiri, buat membuktikan apabila mengorganisasi rakyat melalui partai politik bukan melulu soal transaksi dan uang. Namun dengan hati, turun ke rakyat secara langsung dan selalu membawa nilai kemanusiaan.
Dirinya menjadi anggota DPR buat 3 periode saat Orde Baru masih berkuasa. Di sedang himpitan politik, Megawati selalu turun ke bawah secara langsung.
"Menurut saya gampang itu, tanpa main-main duit. Yang jelas saya selalu kulo nuwun. Datang. Tentu saya bawa kopi dan gula, supaya enggak menyusahkan karna rakyat Telah memberikan tempat. Tak perlu ada bakar-bakar duit," kata Megawati.
"Ngomong ke rakyat itu sangat mudah. Rakyat itu cuma mau di-uwongke (bahasa Jawa artinya dimanusiakan). Merasakan dianggap sebagai manusia. Jadi apabila bicara memperjuangkan APBD, ya puaskan dulu rakyatmu, apa kebutuhannya dipenuhi," tambah Megawati.
Secara khusus buat kader yang baru pertama kali menduduki kursi pimpinan dewan di daerah, Megawati mengingatkan enggak ada ampun buat mereka yang enggak mampu mewujudkan prinsip-prinsip itu. Tak ada kata ampun buat pelaku korupsi karna bakal secepatnya dipecat dari partai.
"Begitu ada diindikasikan, apalagi apabila Telah ditangkap, saya enggak mau pikir panjang. Aku minta Sekjen agar secepatnya dipecat. Jangan sampai nila setitik rusak susu sebelanga," tegas Megawati. []