Ridhmedia - MUI menyampaikan tausiah akhir tahunnya. Dalam tausiahnya, Wasekjen MUI Nadjamuddin Ramly menyoroti soal adanya umat Islam yang terlibat dalam perayaan natal di beberapa daerah di Indonesia.
"MUI prihatin atas pelibatan warga masyarakat beragama Islam dalam kegiatan ibadah Natal atau dalam rangkaian ibadah Natal di gereja. Sebagaimana muncul di video yang viral di berbagai media sosial," kata Nadjamuddin di Kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (21/12).
MUI menilai bahwa hal itu bukan perwujudan toleransi antar umat beragama. "Hendaknya tetap ada garis batas yang tegas antara menjaga hubungan baik antar warga negara dengan kegiatan ibadah agama masing-masing pemeluk agama," ungkap Nadjamuddin.
Atas dasar itu, MUI mengimbau umat muslim Indonesia untuk menahan diri dan tidak menghadiri acara ibadah agama lain. Ia juga mengimbau agar umat Islam tidak melaksanakan kegiatan seni budaya agama Islam Indonesia dalam acara agama lain.
"Marilah kita menunjukkan toleransi kerukunan antarumat beragama, persatuan dan kesatuan bangsa dalam bentuk melakukan gotong royong di lingkungan. Dan bersama-sama menjaga ketertiban, keamanan dan kedamaian di lingkungannya," urai dia.
"Di tingkat yang lebih luas, kerja sama menjaga stabilitas, patuh pada hukum, berpartisipasi dalam Pembangunan dan bekerjasama mencegah kejahatan-kejahatan yang merusak seperti narkoba," tutupnya.
Video yang dimaksudkan MUI adalah sejumlah video yang diterima MUI dari laporan masyarakat. Nadjamuddin mengatakan pihaknya belum megidentifikasi seluruh video yang dilaporkan masyarakat tersebut. Salah satu video disebut terjadi di Kediri.
“Salah satunya di Kediri. Untuk yang lain, daerahnya di mana, itu belum teridentifikasi. Itu adalah video-video yang dikirimkan masyarakat,” ucap Nadjamuddin.
Video yang dimaksud merekam kegiatan ibadah Natal salah satunya di Gereja Kristen Jawi Wetan. Di video itu, terdapat muslimah berhijab tampak ikut mengisi rangkaian Natal dengan menari.
Selain itu, ada peristiwa sejumlah penari sufi ikut memeriahkan perayaan Natal di Gereja Santo Vincentius. Acara itu disebut menjadi simbol persatuan antarumat beragama di Malang.
Penari sufi itu menari dengan iringan rebana sejumlah orang yang memakai sarung lengkap dengan kopiahnya.
Mereka juga melantunkan selawat syiir tanpo waton, juga diiringi dengan tabuhan rebana. (*)