Ridhmedia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam negeri urgen untuk dilakukan.
Pasalnya, persaingan antarnegara sekarang semakin ketat tidak hanya bidang ekonomi, tetapi juga terkait sumber daya manusianya (SDM).
Dalam dunia usaha dan industri, menurutnya, juga demikian. Di banyak negara, ijazah tidak lagi menjadi faktor utama yang menentukan.
Sebab, untuk bersaing sangat diperlukan yang namanya keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri.
"Semua negara sekarang ini memang persaingannya ada di situ, bukan ijazahmu apa. Bukan adu ijazah sekarang ini, tapi adu keterampilan, adu skill, adu kompetensi," kata Jokowi saat bekrunjung ke Pondok Pesantren Al-Fadllu 2, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Senin (30/12).
Kondisi itu, menurutnya, menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Menurut Jokowi, banyak ditemukan bahwa banyak lulusan yang ada saat ini tak terserap dunia usaha dan industri karena dinilai kurang relevan dengan kebutuhan industri.
Sebaliknya, seringkali dunia usaha juga mengalami kesulitan akan suplai tenaga kerja dengan kualifikasi kompetensi yang dibutuhkan akibat minimnya pelatihan bagi para lulusan maupun calon tenaga kerja.
"Oleh sebab itu yang namanya BLK (Balai Latihan Kerja) Komunitas ini semoga nanti bisa menyambungkan. Misalnya Bank Mandiri Syariah butuh teknisi programming, pondok pesantren di sini menyiapkan itu," tuturnya.
Pada kesempatan itu, Presiden ketujuh RI tersebut meresmikan BLK Komunitas di Pondok Pesantren Al-Fadllu 2 untuk meningkatkan kompetensi SDM yang ada, utamanya di lingkungan pondok pesantren.
Melalui program tersebut, pemerintah hendak mengupayakan peningkatan angkatan kerja yang terampil dan berkualitas yang dapat memenuhi kebutuhan industri.
"BLK Komunitas sudah kita coba sebanyak 50 BLK di 2017, 75 BLK di 2018, di 2019 kurang lebih 1.000 meskipun yang jadi 980-an. Nanti tahun depan, 2020, lipat dua kali menjadi 2.000," jelas suami Iriana itu.
Dengan kehadiran BLK di pondok-pondok pesantren di seluruh wilayah, Jokowi berharap agar para santri dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan dengan baik.
"Saya yakin kalau training BLK Komunitas ini berjalan baik akan bisa bersinergi dengan perusahaan-perusahaan, perbankan syariah, dan lembaga keuangan. Kita berharap BLK Komunitas bisa menjadi tempat di mana pembangunan sumber daya manusia Indonesia itu dimulai," tandasnya.
Dalam acara itu hadir Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agama Fachrul Razi, Menteri Pariwisata Wishnutama, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. [jpnn.com]
Pasalnya, persaingan antarnegara sekarang semakin ketat tidak hanya bidang ekonomi, tetapi juga terkait sumber daya manusianya (SDM).
Dalam dunia usaha dan industri, menurutnya, juga demikian. Di banyak negara, ijazah tidak lagi menjadi faktor utama yang menentukan.
Sebab, untuk bersaing sangat diperlukan yang namanya keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri.
"Semua negara sekarang ini memang persaingannya ada di situ, bukan ijazahmu apa. Bukan adu ijazah sekarang ini, tapi adu keterampilan, adu skill, adu kompetensi," kata Jokowi saat bekrunjung ke Pondok Pesantren Al-Fadllu 2, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Senin (30/12).
Kondisi itu, menurutnya, menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Menurut Jokowi, banyak ditemukan bahwa banyak lulusan yang ada saat ini tak terserap dunia usaha dan industri karena dinilai kurang relevan dengan kebutuhan industri.
Sebaliknya, seringkali dunia usaha juga mengalami kesulitan akan suplai tenaga kerja dengan kualifikasi kompetensi yang dibutuhkan akibat minimnya pelatihan bagi para lulusan maupun calon tenaga kerja.
"Oleh sebab itu yang namanya BLK (Balai Latihan Kerja) Komunitas ini semoga nanti bisa menyambungkan. Misalnya Bank Mandiri Syariah butuh teknisi programming, pondok pesantren di sini menyiapkan itu," tuturnya.
Pada kesempatan itu, Presiden ketujuh RI tersebut meresmikan BLK Komunitas di Pondok Pesantren Al-Fadllu 2 untuk meningkatkan kompetensi SDM yang ada, utamanya di lingkungan pondok pesantren.
Melalui program tersebut, pemerintah hendak mengupayakan peningkatan angkatan kerja yang terampil dan berkualitas yang dapat memenuhi kebutuhan industri.
"BLK Komunitas sudah kita coba sebanyak 50 BLK di 2017, 75 BLK di 2018, di 2019 kurang lebih 1.000 meskipun yang jadi 980-an. Nanti tahun depan, 2020, lipat dua kali menjadi 2.000," jelas suami Iriana itu.
Dengan kehadiran BLK di pondok-pondok pesantren di seluruh wilayah, Jokowi berharap agar para santri dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan dengan baik.
"Saya yakin kalau training BLK Komunitas ini berjalan baik akan bisa bersinergi dengan perusahaan-perusahaan, perbankan syariah, dan lembaga keuangan. Kita berharap BLK Komunitas bisa menjadi tempat di mana pembangunan sumber daya manusia Indonesia itu dimulai," tandasnya.
Dalam acara itu hadir Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agama Fachrul Razi, Menteri Pariwisata Wishnutama, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. [jpnn.com]