Dianggap Sindir Gibran Melalui Lirik 'Pamer Bojo', Begini Jawaban Ketua DPC PDIP Solo

Ridhmedia
26/01/20, 09:59 WIB

RIDHMEDIA - Belakangan ini beredar di media sosial sebuah video yang memperlihatkan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Solo, FX Hadi Rudyatmo, menyanyikan lagu 'Pamer Bojo' milik Didi Kempot. Tapi, beberapa bait dalam lirik lagu tersebut diubah menurut versinya sendiri.

Dalam lagu Pamer Bojo ada satu lirik aslinya "Dudu klambi anyar sing neng njero lemariku. Nanging bojo anyar sing mbok pamerke neng aku (Bukan baju baru yang ada di lemariku. Tapi pasangan baru yang kau pamerkan padaku,red).” Nah, oleh Rudy, panggilan akrabnya, lirik lagu tersebut diubah menjadi: "Dudu klambi abang sing mbok simpen neng atimu. Nanging klambi anyar sing mbok pamerke neng aku (bukan baju merah yang ada di hatimu tapi baju baru yang kamu pamerkan kepadaku).”

Sontak lagu tersebut menjadi perdebatan, bahkan langsung diasumsikan dan diduga lagu sebagai sebuah sindiran yang ditujukan kepada bakal calon walikota Solo Gibran Raka Buming Raka. Pasalnya Gibran yang maju dalam bursa pencalonan walikota Solo melalui PDIP yang "merah" justru mempopulerkan tren baju kebangsaan bergambar pahlawan Nasional. Rudy menegaskan, dirinya tidak menyindir siapapun. Sebab dalam lagu yang liriknya diubah, dirinya tidak menyebut atau merujuk pada satu nama. "Sapa yang menyindir? Kan saya tidak menyebut nama. Maksud saya, kalau menyimpan klambi abang baju merah di hatinya itu (harus) benar-benar. Saya ini kan menyimpan klambi abang neng ati tenan, bukan kutu loncat," paparnya, Sabtu (25/1), dikutip Kantor Berita RMOLJateng. Sementara itu menanggapi beredarnya lagu dalam video yang diasumsikan dan menduga ditujukan kepada dirinya, Gibran justru menanggapinya dengan santai. "Ya nggak apa-apa. Saya nggak merasa disindir. Dan saya juga belum melihat videonya," terang Gibran. Gibran menyadari bahwa Rudy adalah ketuanya (dalam struktural DPC PDIP) dan sebagai kader yang sekaligus  anak baru, dirinya mengaku siap jika ditegur atau disindir. Bahkan dirinya siap kapan pun akan dipanggil. "Ya kalau saya ada yang salah, saya ditegur atau dipanggil, saya langsung berangkat. Mau dijewer juga nggak apa-apa, namanya anak muda banyak salahnya," lanjut Gibran. Gibran menjelaskan, makna dari kaos yang selama ini digunakan oleh relawan dirinya bukan lah baju kampanye. Kaos Indonesia raya ini bergambar para pahlawan nasional dan memiliki makna agar masyarakat bisa menghargai pahlawan-pahlawan nasional. "Ini kaos Indonesia Raya bukan untuk kaos kampanye. Kan di situ nggak ada nama saya, nggak ada gambar saya, nggak ada juga tulisan coblos Gibran, nggak ada itu. Itu bukan baju kampanye, namun diidentikan dengan saya," paparnya.

Gibran juga sebut, proses pilkada masih lama, dan belum saatnya juga untuk membahas masalah kampanye. Fokusnya saat ini adalah silaturahmi dan menjaring aspirasi masyarakat. "Ah, kampanye urusan gampang, ntar aja. Jangan mikir kampanye dulu. Ini saya pinginnya sowan ke warga dulu, silaturahmi, berkenalan, menerima masukan-masukan warga. Kampanye urusan nanti aja," tandasnya(rmol)
Komentar

Tampilkan

Terkini