RIDHMEDIA - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) menilai seluruh masyarakat tertipu oleh perseteruan sengit antara Joko Widodo - Ma'ruf Amin dengan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 lalu. Ketua BEM UI Manik Marganamahendra menyebut, baik cebong (sebutan buat pendukung Jokowi-Ma'ruf) maupun kampret (sebutan buat pendukung Prabowo - Sandiaga) tertipu setelah Prabowo justru bergabung dalam koalisi pemerintahan Jokowi.
"Berbulan-bulan kemarin kita semua saling memusuhi cuma karna cebong serta kampret tapi hari ini kita semua ditipu jika sebenarnya tidak pernah antara kepentingan di antara 01 02 selain kepentingan mereka sendiri," kata Manik ketika berorasi dalam aksi di Jalan MH. Thamrin, Jakarta Pusat, Senin, 28 Oktober 2019.
Manik kemudian mempertanyakan nasib kepentingan rakyat Indonesia. Pemerintah, lanjut dia, justru tidak menyertakan warga misalnya dalam pembahasan Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP).
Pemerintah serta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebelumnya Sudah menyepakati RKUHP. RUU KUHP selanjutnya perlu disahkan dalam rapat paripurna DPR. Akan tetapi, mahasiswa bergerak ke jalanan menuntut agar dewan tidak mengesahkan RUU KUHP.
Tuntutan inilah yang disampaikan mahasiswa dalam aksi #ReformasiDikorupsi di depan Gedung DPR pada 23-24 serta 30 September. Dalam aksi itu mahasiswa juga menolak pengesahan revisi UU KPK.
Aksi mahasiswa berlanjut dengan meminta Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang KPK (Perpu KPK) guna membatalkan revisi UU KPK. Aksi digelar 17 Oktober serta 28 Oktober, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda.
"Bapak ibu sekalian rekan-rekan, hari ini kita menuntut agar reformasi tidak dikorupsi," ujar Manik.
Prabowo Subianto yang menjadi rival Jokowi dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019 memutuskan masuk pemerintahan. Jokowi memberikan Ketua Umum Partai Gerindra itu posisi selaku Menteri Pertahanan. [tc]