Perjalanan Bisnis Dan Politik Ahok Yang Akan Menjadi Bos Bumn Strategis

Ridhmedia
14/11/19, 06:38 WIB
Basuki Tjahaja Purnama atau biasa dipanggil Ahok kembali menjadi perhatian publik setelah beredar kabar bakal menduduki jabatan penting di salah satu BUMN dalam waktu dekat.

Diketahui, sekarang posisi direktur utama di empat BUMN masih kosong, ialah PT Bank Mandiri Tbk, Bank Tabungan Negara Tbk (Bank BTN), Inalum, dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Ahok adalah lulusan Fakultas Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi Universitas Trisakti dan mendapatkan gelar Insinyur Geologi pada tahun 1989. Ahok kemudian melanjutkan pendidikan magister pada Tahun 1994 dengan gelar Master Manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya.

Rekam jejak pendidikannya di bidang mineral ditambah manajamen keuangan, memicu spekulasi Jika Ahok kemungkinan bakal ditempatkan sebagai orang nomor satu di PLN atau pun Inalum.

Posisi Dirut Inalum sekarang kosong setelah ditinggal Budi Gunadi Sadikin yang juga ditunjuk menjadi Wakil Menteri BUMN. Demikian juga posisi Dirut PT PLN, setelah Sofyan Basir dinonaktifkan terkait kasus Proyek PLTU Riau-1.

Namun, teka-teki posisi yang bakal ditempati Ahok masih tanda tanya. Mengingat terdapat juga posisi direktur utama yang lowong di PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).

Ahok pun menyatakan siap buat ditempatkan di mana saja dalam mengemban tugas buat mengelola salah satu BUMN.

"Kalau buat bangsa dan negara saya pasti bersedia. Apa saja boleh, yang penting bisa bantu negara," tegas Ahok saat ditemui di kantor Kementerian BUMN di Jakarta seperti dilansir dari Antara, Rabu.

Perjalanan usaha

Dilansir dari situs ahok.org, mengawali perjalanan usahanya, Ahok sempat mendirikan perusahaan CV Panda yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan PT Timah, di tempat kelahirannya, Belitung.

Ahok juga mendirikan PT Nurindra Ekapersada sebagai persiapan membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995.

Perusahaan yang mempunyai visi buat menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh itu membawa Ahok buat memulai pembangunan pabrik pengolahan pasir kwarsa pertama di Pulau Belitung dengan memanfaatkan teknologi Amerika dan Jerman. Ahok didukung oleh seorang tokoh pejuang kemerdekaan Wasidewo.

Sebagai pengusaha, dia mengalami sendiri pahitnya berhadapan dengan politik dan birokrasi yang berbelit. Pabrik Ahok ditutup karna melawan kesewenang-wenangan pejabat kala itu.

Perjalanan politik

Pada 2004, dia bergabung di bawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) yang saat itu dipimpin oleh Dr Sjahrir. Ahok mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Ia terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009.

Selama di DPRD dia diketahui masyarakat karna kerap terjun ke lapangan dan mendengar keluhan. Setelah tujuh bulan di DPRD, muncul dukungan buat mendorong Ahok maju menjadi Bupati Belitung Timur. Ahok berhasil memperoleh jabatan itu buat periode 2005-2010.

Dalam pemilu legislatif 2009, Ahok pun maju sebagai caleg dari Partai Golkar. Ia berhasil mendapatkan suara terbanyak dan memperoleh kursi DPR. Selama di DPR, ia duduk di komisi II, dengan lingkup tugas di bidang dalam negeri, sekretariat negara, dan pemilu.

Tahun 2012 nama Ahok semakin mencuat karna dipilih Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon wakil gubernur DKI Jakarta yang diusung PDI-P dan Gerindra, setelah lewat dua langkah Pilkada, akhirnya pasangan Jokowi-Basuki ditetapkan sebagai pemenang dan dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta buat periode 2012-2017.

Pada pemilu 2014, Jokowi meletakkan posisinya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Untuk mengisi posisi ini, Basuki mengisi posisi pejabat (Plt) Gubernur hingga akhirnya Jokowi dilantik sebagai Presiden RI yang mengharuskannya mundur, dan Basuki resmi diangkat sebagai Gubernur.

Pada pilkada 2017, Ahok menggandeng Djarot Saiful Hidayat buat kembali maju mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta buat periode 2017-2022. Namun sayang, Ahok dan pasangannya memperoleh suara yang lebih rendah dari pesaingnya ialah Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang meraih sebanyak 57,96 persen suara.

Pada saat yang sama, Ahok tersandung kasus penistaan agama. Ia dijatuhi vonis dua tahun penjara. Ahok bebas pada 24 Januari 2019.

Harapan Kementerian

Kementerian BUMN meyakini Jika sosok Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dapat membantu BUMN menjadi lebih baik sehingga bermanfaat bagi masyarakat luas.

"Pak Erick Thohir (Menteri BUMN) melihat Jika ini memang bisa bantu kita. Pak Ahok juga masih muda, kita minta bantu BUMN," ujar Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga.

Ia menyampaikan Jika pemilihan Ahok buat ikut masuk dalam jajaran pejabat BUMN adalah rekomendasi dari sejumlah pihak kepada Kementerian BUMN. tidak cuma itu, BUMN juga berkoordinasi dengan Presiden.

"Yang pasti soal rekomendasi atau apapun, banyak masukan kepada kita dan Erick. Yang pasti setiap posisi yang vital buat BUMN kan pasti kita perlu koordinasi dengan Pak Jokowi. Bukan boleh menjadi tidak. Karena BUMN banyak menyangkut banyak kehidupan pasti kita konsultasi dengan Pak Jokowi," paparnya.

Ia menilai mantan Gubernur DKI Jakarta itu dinilai mempunyai kapasitas yang mumpuni buat mengelola salah satu BUMN.

"Beliau kan punya kapasitas yang diakui publik juga. Untuk memperbaiki banyak hal juga," ucapnya.

Ia memastikan Ahok bakal menduduki posisi penting di salah satu BUMN strategis. "Strategis Telah pasti, dengan kondisi Pak Ahok memang bisalah," ucapnya.

Sayangnya, Arya belum berkenan buat menyatakan lebih jauh sektor mana yang bakal ditangani oleh Ahok nanti.

"Soal energi atau apapun kita belum tahu. Tapi yang pasti, tadi kami meminta kesediaan beliau dulu supaya hendak bergabung bersama kita, karna kita butuh orang seperti Pak Ahok yang bisa dukung BUMN," katanya.

Bermodalkan pengalamannya sebagai pengusaha dan juga politisi, Ahok diharapkan dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap negara. [merdeka.com]

Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+