Tidak merasa sakit saat terluka, tersiram air panas, dicubit, atau teriris benda tajam? Eits, jangan bangga dulu! Jangan-jangan, kamu menderita congenital insensitivity to pain with anhidrosis atau CIPA.
CIPA adalah penyakit bawaan lahir yang tergolong langka. Kondisi ini terjadi saat seseorang enggak mampu merasakan suhu panas atau dingin, enggak berkeringat (anhidrosis), dan enggak merasakan sakit saat cedera, terbentur, atau terluka.

Ini Penyebab CIPA

Normalnya, saat tubuh mengalami luka, ujung-ujung sel saraf bakal mengirimkan pesan ke otak berupa rasa nyeri atau sakit. Selanjutnya, otak bakal memberi perintah ke bagian tubuh tersebut buat menjauh dari penyebab luka dan melakukan gerakan buat melindungi diri atau mengurangi nyeri.
Misalnya, saat tanganmu terkena benda yang panas, ujung-ujung sel saraf di kulit tangan bakal mengirimkan pesan ke otak berupa rasa nyeri. Setelah itu, otak bakal memberikan respon secara refleks buat menarik tangan menjauhi benda tersebut.
Nah, pada orang yang mengalami CIPA, terjadi mutasi pada gen NTRK1 yang bertanggung jawab buat mengirimkan pesan ini. Akibatnya, walaupun terkena benda yang panas atau terluka, penderita CIPA enggak bakal memberikan respon sebab enggak merasa sakit.
tidak cuma itu, mutasi genetik ini juga bakal menyebabkan penderita CIPA enggak bisa mengeluarkan keringat, walaupun ia merasa gerah setelah berolahraga atau saat cuaca tengah panas. Tentunya ini berbahaya, sebab berkeringat yakni salah satu cara tubuh buat menyeimbangkan suhu.

Apakah CIPA Berbahaya?

Ketidakmampuan buat merasa sakit dan merasakan suhu menyebabkan penderita CIPA kerap mengalami cedera. Contohnya, sebab enggak merasa sakit, penderita CIPA enggak sadar bila ada benda tajam dalam sepatunya dan bakal terus berjalan hingga kakinya berdarah, atau enggak sengaja minum minuman yang terlalu panas sampai mulutnya melepuh.
tidak cuma itu, cedera pada kulit, tulang, atau penyakit pada organ dalam kerap kali terlambat dikenal sebab enggak adanya sinyal nyeri dari tubuh ke otak, sehingga pemulihannya lebih lama dan sulit. Kondisi tersebut juga kadang baru dikenal setelah muncul komplikasi, misalnya infeksi yang parah.
Anhidrosis atau ketidakmampuan mengeluarkan keringat juga menjadi masalah bagi penderita CIPA. Kondisi ini menyebabkan penderita lebih berisiko mengalami peningkatan suhu tubuh (hiperpireksia). Di beberapa kasus, ditemukan juga masalah berupa karies gigi, gangguan kecerdasan, dan kesulitan buat mengontrol BAB dan BAK pada penderita CIPA.
CIPA cuma bisa dikonfirmasi dengan pemeriksaan genetik, dan hingga saat ini, belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit CIPA. Penanganan terbaik yang bisa dilakukan hanyalah mengajarkan penderita CIPA mengenai cara-cara mencegah cedera dan menganjurkannya buat melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Nah, jadi, enggak merasa sakit saat terbentur atau terluka bukan berarti kamu mempunyai kekuatan super, ya. Bisa menjadi ini gejala CIPA. Lakukanlah pemeriksaan ke dokter agar dapat dikenal penyebabnya. kalau terdeteksi sejak dini, setidaknya kamu bisa melakukan pencegahan buat menghindari cedera dan penyakit yang parah.