RIDHMEDIA - Anggota Komisi I DPR F-Gerindra Fadli Zon mempertanyakan upaya pemerintah dalam mencegah warga negara Indonesia (WNI) disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Fadli menilai kejadian itu terus berulang dan belum ada upaya nyata dari pemerintah.
"Menurut saya, ini satu kejadian yang terus berulang, dan kita sangat prihatin kenapa kok kejadian penyanderaan ini berulang terus gitu. Kenapa tidak ada upaya preventif dari pemerintah dalam hal ini untuk mencegah warga negara kita berada di perairan itu, atau kapal-kapal yang berbendera kita berada di perairan itu," kata Fadli di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Menurut Fadli, kejadian penyanderaan itu seharusnya tak terjadi lagi. Fadli meminta pemerintah melakukan upaya pencegahan dan bernegosiasi dengan pemerintah Filipina untuk membebaskan para sandera.
"Jadi harusnya ini tidak boleh lagi terjadi, karena akhirnya ya seperti kita ini masuk ke lubang yang sama. Apalagi kelompok ini kan orientasinya ransum, untuk mendapatkan uang. Dan saya kira kita juga tidak mau diperlakukan seperti itu oleh kelompok Abu Sayyaf ini," ujar Fadli.
"Jadi mestinya pemerintah ada cara-cara pencegahan, kemudian kalau seperti ini ya kita harus negosiasi dengan otoritas setempat dalam hal ini adalah dari Filipina, dan mungkin ada juga dari pihak-pihak yang mempunyai kontak dengan pihak Abu Sayyaf," imbuhnya.
Fadli juga menyinggung nama Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen yang berhasil menjadi negosiator dalam upaya pembebasan WNI dari kelompok bersenjata di Filipina. Menurut Fadli, kelompok Moro National Liberation Front (MNLF) bisa dimintai bantuan dalam upaya pembebasan para sandera Abu Sayyaf.
"Setahu saya dulu ya, yang mempunyai kontak yang bagus itu adalah Pak Kivlan Zen. Pak Kivlan Zen itu berhasil ikut membebaskan dalam beberapa penculikan oleh Abu Sayyaf karena Pak Kivlan Zen pernah bertugas di sana sebagai observer dalam perdamaian antara pihak MNLF dan Unforces of The Phillipines," ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar mengatakan pemerintah saat ini masih terus berupaya membebaskan ketiga sandera. Kelompok Abu Sayyaf menculik tiga nelayan asal Indonesia dari perairan dekat Lahad Datu, Sabah, Malaysia, dan membawa mereka ke Filipina.
"Upaya pemerintah tentu pertama adalah mengutamakan dan memprioritaskan keselamatan dari WNI kita yang saat ini masih dalam sandera kelompok itu dan dalam kaitan tadi harapkan pihak dari yang mempekerjakan untuk bisa melakukan hal-hal yang terbaik untuk bisa menjamin dilepasnya sandera tadi," kata Mahendra.[dtk]
"Menurut saya, ini satu kejadian yang terus berulang, dan kita sangat prihatin kenapa kok kejadian penyanderaan ini berulang terus gitu. Kenapa tidak ada upaya preventif dari pemerintah dalam hal ini untuk mencegah warga negara kita berada di perairan itu, atau kapal-kapal yang berbendera kita berada di perairan itu," kata Fadli di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Menurut Fadli, kejadian penyanderaan itu seharusnya tak terjadi lagi. Fadli meminta pemerintah melakukan upaya pencegahan dan bernegosiasi dengan pemerintah Filipina untuk membebaskan para sandera.
"Jadi harusnya ini tidak boleh lagi terjadi, karena akhirnya ya seperti kita ini masuk ke lubang yang sama. Apalagi kelompok ini kan orientasinya ransum, untuk mendapatkan uang. Dan saya kira kita juga tidak mau diperlakukan seperti itu oleh kelompok Abu Sayyaf ini," ujar Fadli.
"Jadi mestinya pemerintah ada cara-cara pencegahan, kemudian kalau seperti ini ya kita harus negosiasi dengan otoritas setempat dalam hal ini adalah dari Filipina, dan mungkin ada juga dari pihak-pihak yang mempunyai kontak dengan pihak Abu Sayyaf," imbuhnya.
Fadli juga menyinggung nama Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen yang berhasil menjadi negosiator dalam upaya pembebasan WNI dari kelompok bersenjata di Filipina. Menurut Fadli, kelompok Moro National Liberation Front (MNLF) bisa dimintai bantuan dalam upaya pembebasan para sandera Abu Sayyaf.
"Setahu saya dulu ya, yang mempunyai kontak yang bagus itu adalah Pak Kivlan Zen. Pak Kivlan Zen itu berhasil ikut membebaskan dalam beberapa penculikan oleh Abu Sayyaf karena Pak Kivlan Zen pernah bertugas di sana sebagai observer dalam perdamaian antara pihak MNLF dan Unforces of The Phillipines," ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar mengatakan pemerintah saat ini masih terus berupaya membebaskan ketiga sandera. Kelompok Abu Sayyaf menculik tiga nelayan asal Indonesia dari perairan dekat Lahad Datu, Sabah, Malaysia, dan membawa mereka ke Filipina.
"Upaya pemerintah tentu pertama adalah mengutamakan dan memprioritaskan keselamatan dari WNI kita yang saat ini masih dalam sandera kelompok itu dan dalam kaitan tadi harapkan pihak dari yang mempekerjakan untuk bisa melakukan hal-hal yang terbaik untuk bisa menjamin dilepasnya sandera tadi," kata Mahendra.[dtk]