PILPRES usai. Kabinet berubah. Di mana-mana begitu. Biasa. Sedikit yang terpakai lagi. Kinerja butuh refreshment.
"Control freak will be tortured by post power syndrome," kata Toba Beta, author of "Master of Stupidity".
Semoga Madame Susi tidak begitu. Soalnya cuma dia mantan menteri yang gaduh. Agak baper. Emosian.
Padahal perubahan policy biasa. Di departemen lain pasti ada. Tidak mesti karena policy former ministry itu buruk. Bisa jadi hanya tidak relevan lagi dengan kondisi terkini.
Marah-marahnya Madame Susi mungkin hanya problem ego. Unhealthy self esteem. Akibat post power syndrome.
"Post power syndrome biasanya muncul setelah orang kehilangan kekuasaan atau jabatan, diikuti dengan harga diri yang menurun. Akibatnya, ia bisa merasa tidak lagi dihormati dan lebih mudah tersinggung dan curiga," kata Veronica Adesla, psikolog klinis dari Personal Growth.
Mungkin Madame Susi tidak sadar itu. Apakah dia merasa kosong?
Susi's brutal attack ironisnya ditunggangin oleh mereka yang tidak dapat jatah kursi menteri.
Mereka mengira Jokowi bisa ditekan suara semu netizen. Padahal Edhy Prabowo adalah personil baru dalam barisan elite Mr. President.
Klik "Rakyat Oposisi" yang punya cita-cita menumbangkan Jokowi ikut rombongan dangdutz-orkestra "Tenggelamkan Edhy".
Ada sebagian fragment militan Jokower kritis tidak nyadar nimbrung dalam orkestrasi ini. Ikut-ikutan nyerang Edhy Prabowo.
Target minimal agressive attack ini menciptakan fantasi di alam pikiran PNS Kementerian Kelautan dan Perikanan; Susi will come back. Delusi ini bisa bikin kinerja dan soliditas KKP melemah.
Faktanya tidak begitu. Susi will never rebound & come back. She is an old story. Edhy Prabowo adalah menteri paling terakhir yang akan di-resuffle Mr. President seandainya ada perombakan.
Penulis Merupakan Aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi.
"Control freak will be tortured by post power syndrome," kata Toba Beta, author of "Master of Stupidity".
Semoga Madame Susi tidak begitu. Soalnya cuma dia mantan menteri yang gaduh. Agak baper. Emosian.
Padahal perubahan policy biasa. Di departemen lain pasti ada. Tidak mesti karena policy former ministry itu buruk. Bisa jadi hanya tidak relevan lagi dengan kondisi terkini.
Marah-marahnya Madame Susi mungkin hanya problem ego. Unhealthy self esteem. Akibat post power syndrome.
"Post power syndrome biasanya muncul setelah orang kehilangan kekuasaan atau jabatan, diikuti dengan harga diri yang menurun. Akibatnya, ia bisa merasa tidak lagi dihormati dan lebih mudah tersinggung dan curiga," kata Veronica Adesla, psikolog klinis dari Personal Growth.
Mungkin Madame Susi tidak sadar itu. Apakah dia merasa kosong?
Susi's brutal attack ironisnya ditunggangin oleh mereka yang tidak dapat jatah kursi menteri.
Mereka mengira Jokowi bisa ditekan suara semu netizen. Padahal Edhy Prabowo adalah personil baru dalam barisan elite Mr. President.
Klik "Rakyat Oposisi" yang punya cita-cita menumbangkan Jokowi ikut rombongan dangdutz-orkestra "Tenggelamkan Edhy".
Ada sebagian fragment militan Jokower kritis tidak nyadar nimbrung dalam orkestrasi ini. Ikut-ikutan nyerang Edhy Prabowo.
Target minimal agressive attack ini menciptakan fantasi di alam pikiran PNS Kementerian Kelautan dan Perikanan; Susi will come back. Delusi ini bisa bikin kinerja dan soliditas KKP melemah.
Faktanya tidak begitu. Susi will never rebound & come back. She is an old story. Edhy Prabowo adalah menteri paling terakhir yang akan di-resuffle Mr. President seandainya ada perombakan.
Penulis Merupakan Aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi.