Awas Bahaya Kolesterol, Pahami Gejala dan Penyebab Trigliserida Tinggi

Ridhmedia
05/11/19, 11:15 WIB
pixabay.com

Apakah saat ini Anda di diagnosa memiliki tingkat trigliserida tinggi? Jika iya, Anda tidak sepenuhnya sendiri.

Sebab secara keseluruhan, lebih dari sepertiga populasi orang dewasa di Indonesia mengalami gangguan kesehatan yang sama, di mana endapan salah satu jenis lemak di dalam darah ini ditemukan dalam jumlah yang cukup besar dalam tubuh.

Sekalipun ini bukanlah fenomena yang luar biasa, sebagian besar dari masyarakat kita memiliki pemahaman yang kurang mumpuni mengenai apa trigliserida itu sendiri.

Beberapa riset secara konsisten menunjukkan bahwa terdapat kaitan erat antara level trigliserida yang tinggi dengan timbulnya penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke – terutama pada orang-orang dengan tingkatan kolesterol baik (HDL) yang rendah dan pada mereka yang mengidap diabetes tipe 2.

Kabar baiknya adalah ada banyak strategi yang bisa Anda terapkan untuk menurunkan tingkat trigliserida di dalam darah sekaligus meningkatkan kondisi kesehatan Anda secara menyeluruh.

Pertama-tama, cek seberapa tinggi trigliserida Anda. Kedua, cari tahu cara penanganan yang tepat untuk mengatasi persoalan tersebut.

Anda dapat melakukan tes darah untuk mengukur tinggi-rendahnya kandungan trigliserida yang Anda miliki.

Anda diwajibkan untuk berpuasa terlebih dahulu sedikitnya semalam sebelum melakukan tes tersebut untuk mendapatkan hasil yang akurat, karena pada umumnya jumlah trigliserida dapat meningkat secara natural sekitar 4 jam setelah waktu makan.

Tingkatan trigliserida terbagi atas beberapa kategori sebagai berikut:
  • Rendah: kurang dari 100mg/dL
  • Normal: kurang dari 150mg/dL
  • Batas tinggi: antara 150 sampai 199mg/dL
  • Tinggi: 200-499 mg/dL
  • Sangat tinggi: 500 mg/dL atau lebih

Trigliserida tinggi diakibatkan oleh gaya hidup yang kurang sehat dan faktor-faktor lain, seperti asupan gizi, genetik, dan penyakit yang tengah diderita.

Pada kasus yang lebih parah, trigliserida dapat meningkat secara drastis apabila:
  • Hati (liver) Anda memproduksi terlalu banyak kolesterol VLDL yang sarat akan trigliserida
  • Asupan makanan Anda didominasi oleh lemak tidak sehat
  • Metabolisme Anda melibatkan sedikit aktivitas enzim lipoprotein lipase yang diperlukan untuk memecah trigliserida

Di samping itu, berbagai penyebab tingginya trigliserida di dalam tubuh dapat dipengaruhi oleh satu atau beberapa kondisi berikut ini.

1. Konsumsi makanan yang rendah lemak, namun tinggi karbohidrat

Makanan yang mengandung sedikit lemak namun tinggi akan zat karbohidrat adalah penyebab trigliserida tinggi yang paling umum.

Tapi, tunggu dulu, sebelumnya disebutkan jika makanan tinggi lemak memiliki efek buruk jika dikonsumsi, jadi bukankah makanan dengan sedikit lemak adalah pilihan yang bagus demi menjaga kesehatan tubuh? Jawabannya: belum tentu.

Lemak jenuh yang tidak sehat dapat berdampak negatif apabila diserap oleh tubuh. Tubuh kita memerlukan lemak sehat – seperti yang ditemukan dalam minyak zaitun dan minyak ikan, untuk menjaga supaya level trigliserida berada dalam batas normal dan menjaga kesehatan kita secara keseluruhan.

Apabila tubuh Anda kekurangan asupan lemak sehat, tubuh Anda justru akan mentransformasi tiap gula yang diterima menjadi lemak.

Dalam sebuah riset ditunjukkan bahwa sampel dengan trigliserida tinggi merasakan perubahan positif dengan berkurangnya sekitar 60% dari jumlah keseluruhan trigliserida yang terdapat di dalam tubuhnya setelah mengkonsumsi makanan dengan lemak sehat namun rendah carbo. Pun, jumlah kolesterol VLDL di dalam darah juga berkurang sebanyak 40%.


2. Obesitas

Selalu disebut-sebut sebagai akibat dari konsumsi makanan tinggi carbo dalam jumlah berlebih, obesitas pada dasarnya dapat menyebabkan tingginya jumlah trigliserida di dalam darah.

Orang-orang yang menderita obesitas kerap ditemukan memiliki jumlah kolesterol jahat (LDL) yang tinggi, di mana hal tersebut berdampak pada terbebaninya kinerja pembuluh darah di seluruh bagian tubuh.

Kombinasi antara kedua faktor tersebut dapat meningkatkan risiko terserang penyakit jantung, diabetes, inflamasi, dan gangguan kesehatan kronis lainnya.

3. Kekurangan vitamin D

Keberadaan vitamin D membawa beragam khasiat bagi kesehatan kita, terutama menjaga supaya level trigliserida di dalam tubuh agar senantiasa berada dalam batas wajar.

Pada sebuah studi dengan hampir 150 anak-anak berkebangsaan Spanyol sebagai sampelnya, ditemukan bahwa anak-anak dengan jumlah vitamin D yang rendah di dalam tubuhnya justru memiliki trigliserida yang lebih tinggi ketimbang anak-anak lain yang menerima cukup asupan vitamin D setiap harinya.

4. Infeksi gusi

Infeksi gusi (periodontitis) yang tak kunjung sembuh dapat berpotensi meningkatkan produksi trigliserida dalam darah.

Bagi mereka yang mengidap penyakit ini, gusi yang terinfeksi akan selalu terekspos pada serangan bakteri, yang mana secara perlahan dapat memperlemah imunitas tubuh sekaligus merusak keseimbangan jumlah senyawa lipid yang ada di seluruh sel tubuh.

5. Merokok

Orang-orang yang senantiasa menjaga gaya hidup mereka agar sehat – salah satunya dengan tidak merokok – memiliki jumlah trigliserida yang lebih rendah sekitar 40% dibanding para perokok aktif maupun pasif.

Mereka yang merokok juga memiliki jumlah kolesterol total yang lebih tinggi serta kolesterol HDL yang lebih rendah.

Artinya, di samping merusak paru-paru dan organ tubuh lain, merokok juga dapat meningkatkan risiko terserang penyakit jantung dengan cara menghancurkan keseimbangan jumlah lemak dalam darah.

6. Minum minuman beralkohol

Jika Anda gemar mengkonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah berlebih, maka Anda dapat berisiko memiliki tingkat trigliserida yang lebih tinggi.

Anda juga rentan terserang penyakit jantung, penumpukan lemak berlebih pada organ hati, dan inflamasi organ pankreas.

Minum minuman beralkohol melebihi jumlah wajar yang ditetapkan juga dapat meningkatkan kandungan trigliserida dalam darah dengan memaksa hati untuk memproduksi lebih banyak VLDL, memperlambat proses pembakaran lemak, dan menambah jumlah lemak yang bertumpuk di dalam hati.

7. Penyakit ginjal

Para penderita penyakit ginjal sejatinya telah terpapar risiko serangan penyakit liver. Mereka juga mengidap trigliserida tinggi, yang mana secara alami dapat memperburuk risiko komplikasi organ hati.

Pada tahap awal, jumlah trigliserida meningkat secara perlahan sebelum akhirnya mencapai level maksimum pada fase terakhir gangguan ginjal akut yang diderita.

8. Diabetes tipe 2

Pada pasien penderita diabetes tipe 2 dan sindrom metabolik, jaringan sel-sel tubuh secara berangsur akan berhenti merespons kontak dengan insulin.

Ciri-ciri khas lainnya yang dapat ditemukan dengan mudah antara lain penimbunan lemak pada area perut, trigliserida tinggi, HDL rendah, dan terjadinya tekanan darah tinggi.

Organ hati pada pasien diabetes tipe 2 memproduksi sejumlah besar VLDL yang mengandung trigliserida, sementara jaringan sel-sel tubuh berhenti membakar lemak.

Walaupun demikian, kadar trigliserida yang tinggi di dalam tubuh tidak serta-merta menimbulkan gejala yang dapat diamati secara langsung. Masing-masing penderitanya hanya akan menunjukkan gejala yang berkaitan dengan masing-masing penyebab dari trigliserida tinggi seperti yang telah dipaparkan di atas, misal: hipotiroidisme dan diabetes tipe 2.

Trigliserida yang sangat tinggi (melebihi 400 mg/dL) dapat menimbulkan bercak kekuningan pada kulit, atau yang biasa disebut dengan “xanthoma”.



Menilik dari beragam penyebab trigliserida tinggi di atas, berat badan dan jenis makanan yang Anda konsumsi memiliki pengaruh yang besar terhadap tinggi-rendahnya tingkat trigliserida Anda.

Makanan dengan kadar karbohidrat yang tinggi namun rendah lemak, serta penumpukan lemak berlebih dalam tubuh (obesitas) ialah dua faktor utama yang meningkatkan level trigliserida.

Untuk menghindarinya, diperlukan perubahan gaya hidup yang lebih sehat agar Anda senantiasa terbebas dari bahaya yang mengancam di balik tingginya kolesterol dalam tubuh.
Komentar

Tampilkan

Terkini