RIDHMEDIA - Para pejabat China pertama kali melaporkan wabah virus korona ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 31 Desember 2010. Saat itu ada sekira 40 orang yang terjangkit virus misterius yang kemudian diketahui bersumber dari virus korona jenis baru.
Awalnya, para pejabat menindak percakapan virus misterius itu yang menyebar secara online. Empat hari kemudian, polisi Wuhan mengatakan bahwa mereka menangkap delapan orang yang dituduh menyebarkan “rumor” tentang virus korona.
Menurut Poynter, orang-orang yang ditangkap mengunggah informasi di media sosial Weibo atau aplikasi pesan lain bahwa virus radang paru akut atau SARS telah kembali.
Virus korona menyebabkan radang paru akut atau SARS yang telah menewaskan lebih 700 jiwa pada 2002-2003. Sumber virus juga berasal dari China.
Poynter mencoba mencari tahu apa yang terjadi dengan delapan orang itu, tetapi mengalami kesulitan. Media itu melaporkan bahwa Global Times, media milik negara mengutip sumber polisi yang mengatakan bahwa mereka yang dipanggil tidak ditahan atau dihukum.
Wartawan diancam ditahan
Ada juga laporan tentang wartawan yang ditahan atau diancam akan ditangkap saat melaporkan tentang virus korona di Wuhan.
Media berita Hong Kong TVB melaporkan pada 14 Januari bahwa sekelompok wartawan (termasuk salah satu reporternya) ditahan selama berjam-jam saat meliput wabah virus korona di rumah sakit Wuhan yang telah merawat para pasien.
Menurut laporan itu, para jurnalis berada di Rumah Sakit Jinyintan untuk mendapatkan pengarahan di pagi hari, ketika “sekelompok polisi berpakaian sipil” menghampiri mereka dan mulai mengajukan pertanyaan.
TVB mengatakan, “reporternya kemudian dibawa ke ruang polisi di rumah sakit untuk diinterogasi, dan diminta untuk menghapus materi yang diambil di rumah sakit.”
Reporter Time, Charlie Campbell mengenang kejadian serupa ketika melaporkan di pasar makanan laut yang diduga sebagai sumber wabah virus korona. Dia mengatakan bahwa dia “berulang kali diancam akan ditangkap saat mengamati suasana kota dari jalan”.
“Seorang petugas polisi di pasar menganggap mereka melanjutkan ‘analisis,’” tulisnya, menyitir Business Insider, Selasa (28/1/2020).
China lebih transparan dengan komunitas internasional terkait virus korona saat ini dibanding SARS.
Pada saat itu, pemerintah tidak melaporkan kasus-kasus penting, sampai seorang dokter mengungkapkan fakta kebenaran.
Namun ketika menyangkut memberikan informasi kepada warganya, informasi dari Pemerintah China sangat kurang.
Pada hari-hari awal virus korona, para pejabat meremehkan keseriusan virus ini, mengatakan bahwa virus dapat dikendalikan, menurut The New York Times.
Poynter melaporkan bahwa para pejabat China awalnya mengatakan virus itu berasal dari hewan dan tidak dapat menyebar antar manusia, sesuatu yang kemudian terbukti tidak benar. [kz]