Keutamaan Umar Bin Khattab Ra

Ridhmedia
03/05/16, 11:55 WIB
Setelah membahas wacana keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq, kiranya perlu juga kita membahas wacana kemualiaan Umar bin Khattab. Ia ialah seorang khalifah yang sangat terkenal, perjalanan hidupnya ialah contoh yang diikuti, dan kepemimpinannya ialah sesuatu yang diimpikan. Banyak orang ketika ini memimpikan, kiranya Umar hidup di zaman ini dan memipin umat yang tengah kehilangan jati diri.
Ada beberapa gelintir orang yang tidak menyukai khalifah yang mulia ini, mereka menyampaikan al-Faruq telah mencuri haknya Ali. Menurut mereka, Ali bin Abi Thalib lebih layak dan lebih pantas dibanding Umar untuk menjadi khalifah pengganti Nabi. Berangkat dari klaim tersebut, mulailah mereka melucuti kemuliaan dan keutamaan Umar. Mereka buat berita-berita palsu demi rusaknya gambaran amirul mukminin Umar bin Khattab. Mereka puja orang yang memusuhinya dan pembunuhnya pun digelari satria bangsa.
Berikut ini kami cuplikkan kabar-kabar yang kuasa yang bercerita wacana keutamaan, kemuliaan, dan kedudukan Umar bin Khattab, sebab menyerupai itulah ia layak untuk diceritakan.
Nasab dan Ciri Fisiknya
Ia ialah Umar bin al-Khattab bin Nufail bin Adi bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luai, Abu Hafsh al-Adawi. Ia dijuluki al-Faruq.
Ibunya berjulukan Hantamah binti Hisyam bin al-Mughirah. Ibunya ialah saudari renta dari Abu Jahal bin Hisyam.
Ia ialah seseorang yang berperawakan tinggi, kepala serpihan depannya plontos, selalu bekerja dengan kedua tangannya, matanya hitam, dan kulitnya kuning. Ada pula yang menyampaikan kulitnya putih sampai kemerah-merahan. Giginya putih higienis dan mengkilat. Selalu mewarnai janggutnya dan merapikan rambutnya dengan inai (daun pacar) (Thabaqat Ibnu Saad, 3: 324).
Amirul mukminin Umar bin Khattab ialah seorang yang sangat rendah hati dan sederhana, namun ketegasannya dalam permasalahan agama ialah ciri khas yang kental menempel padanya. Ia suka menambal bajunya dengan kulit, dan terkadang membawa bejana di pundaknya, akan tetapi sama sekali tak menghilangkan ketinggian wibawanya. Kendaraannya ialah keledai tak berpelana, sampai menciptakan heran pastur Jerusalem ketika berjumpa dengannya. Umar jarang tertawa dan bercanda, di cincinnya terdapat goresan pena “Cukuplah maut menjadi peringatan bagimu hai Umar.”
Keistimewaan dan Keutamaannya
– Umar ialah Penduduk Surga Yang Berjalan di Muka Bumi
Diriwayatkan dari Said bin al-Musayyib bahwa Abu Hurairah berkata, ketika kami berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia bersabda,
“Sewaktu tidur saya bermimpi seakan-akan saya sedang berada di surga. Kemudian saya melihat seorang perempuan sedang berwudhu di sebuah istana (surga), maka saya pun bertanya, ‘Milik siapakah istana ini?’ Wanita-wanita yang ada di sana menjawab, ‘Milik Umar.’ Lalu saya teringat dengan kecemburuan Umar, saya pun menjauh (tidak memasuki) istana itu.” Umar radhiallahu ‘anhu menangis dan berkata, “Mana mungkin saya akan cemburu kepadamu wahai Rasulullah.”
Subhanallah! Kala Umar masih hidup di dunia bersama Rasulullah dan para sahabatnya, namun istana untuknya telah disiapkan di tanah surga.
– Mulianya Islam dengan Perantara Umar
Dalam sebuah hadisnya Rasulullah pernah mengabarkan betapa luasnya dampak Islam di masa Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu. Beliau bersabda,
“Aku bermimpi sedang mengulurkan timba ke dalam sebuah sumur yang ditarik dengan penggerek. Datanglah Abu Bakar mengambil air dari sumur tersebut satu atau dua timba dan dia terlihat begitu lemah menarik timba tersebut, -semoga Allah Ta’ala mengampuninya-. Setelah itu datanglah Umar bin al-Khattab mengambil air sebanyak-banyaknya. Aku tidak pernah melihat seorang pemimpin abqari (pemimpin yang begitu kuat) yang begitu gesit, sehingga setiap orang sanggup minum sepuasnya dan juga menawarkan minuman tersebut untuk onta-onta mereka.”
Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Kami menjadi berpengaruh sesudah Umar memeluk Islam.”
– Kesaksian Ali bin Abi Thalib Tentang Umar bin al-Khattab
Diriwayatkan dari Ibnu Mulaikah, dia pernah mendengar Abdullah bin Abbas berkata, “Umar radhiallahu ‘anhu ditidurkan di atas kasurnya (menjelang wafatnya), dan orang-orang yang berkumpul di sekitarnya mendoakan sebelum dipindahkan –ketika itu saya hadir di tengah orang-orang tersebut-. Aku terkejut tatkala seseorang memegang kedua pundakku dan ternyata ia ialah Ali bin Abi Thalib. Kemudian Ali berkata (memuji dan mendoakan Umar menyerupai orang-orang lainnya), “Engkau tidak pernah meninggalkan seseorang yang sanggup menyamai dirimu dan apa yang telah engkau lakukan. Aku berharap sanggup menjadi sepertimu tatkala menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demi Allah, saya sangat yakin bahwa Allah akan mengumpulkanmu bersama dua orang sahabatmu (Rasulullah dan Abu Bakar).
Aku sering mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Aku berangkat bersama Abu Bakar dan Umar, saya masuk bersama Abu Bakar dan Umar, dan saya keluar bersama Abu Bakar dan Umar.”
– Umar ialah Seorang yang Mendapat Ilham
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di antara orang-orang sebelum kalian terdapat sejumlah insan yang menerima ilham. Apabila salah seorang umatku mendapakannya, maka Umarlah orangnya.”
Zakaria bin Abi Zaidah menambahkan dari Sa’ad dari Abi Salamah dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari Bani Israil ada yang diberikan ide walaupun mereka bukan nabi. Jika salah seorang dari umatku mendapatkannya, maka Umarlah orangnya.”
– Wibawa Umar
Dari Aisyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setan lari ketakutan jikalau bertemu Umar.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Umatku yang paling penyayang ialah Abu Bakar dan yang paling tegas dalam menegakkan agama Allah ialah Umar.” (HR. Tirmidzi dalam al-Manaqib, hadits no. 3791)
Demikianlah di antara keutamaan Umar bin al-Khattab yang secara pribadi diucapkan dan dilegitimasi oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga Allah meridhai Umar bin al-Khattab.
Sumber: al-Bidayah wa an-Nihayah
Ditulis oleh Nurfitri Hadi
Artikel www.KisahMuslim.com
Komentar

Tampilkan

Terkini

Peristiwa

+