 |
| Credit: pixabay |
RIDHMEDIA - Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal stroke; Journal of American Heart Association, orang-orang yang bekerja berjam-jam, terutama lebih dari 10 jam berisiko lebih tinggi terkena stroke.
Stroke atau kerusakan serebrovaskular atau CVA terjadi ketika pasokan darah ke otak berkurang.
Stroke merupakan kondisi umumu yang sering terjadi di Indida dengan lebih dari 1 juta kasus di India saja, masalah stroke disebabkan ketikapembuluh darah ataupun jantung tidak bekerja secara efisien karena penyakit atau gangguan tertentu.
Gaya hidup dan pola makan yang Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari dapat berhubungan dengan risiko stroke.
Menurut sebuah penelitian yang diberbitkan dalam Journal of Heart Association, orang yang bekerja selama berjam-jam, terutama lebih dari 10 jam berisiko tinggi terkena stroke.
Studi ini meneliti sekelompok orang di Prancis mulai pada tahun 2012 dan mencatat informasi terkait usia, jenis kelamin, riwayat meroko, dan jam kerja.
Faktor risiko penyakit kardiovaskuler dan kasus stroke sebelumnya juga dicatat melalui wawancara medis.
Sementara beberapa faktor risiko stroke yang dapat dikontrol yaitu terkait gaya hidup seseorang,faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan yaitu jenis kelamin, usia dan riwayat keluarga.
Untuk faktor-faktor yang dapat dikendalikan ada 5 faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke dan Anda harus mencoba menghindari atau mencegahnya dengam merubah gaya hidup.
1. Merokok
Jika Anda adalah seorang perokok, sayangnya Anda telah menempatkan diri anda pada posisi risiko stroke yang lebih tinggi dan beberapa masalah kesehatan lainnya.
Merokok meningkatkan peluang Anda untuk mengalami tekanan darah tinggi, yang mana ini merupakan salah satu penyebab utama stroke.
Anda harus berhenti merokok sesegera mungkin untuk mengurangi risiko tersebut.
2. Konsumsi Alkohol
Mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang banyak menempatkan Anda menerima risiko stroke.
konsumsi alkohol tidak hanya membuat anda berisiko secara tidak langsung dengan meningkatkan risiko diabetes, obesitas, dan tekanan darah tinggi, tetapi secara langsung memengaruhi risiko terkena stroke dengan cara memicu atrial fibrilasi.
Menurut asosiasi stroke di Inggris, atrial fibrilasi meningkatkan risiko stroke 5 kali lebih tinggi.
Fibrilasi atrium dapat menyebabkan gumpalan darah di jantung.
Jika gumpalan darah ini terus bergerak menuju ke otak, maka dapat menyebabkan stroke.
3. Makan Makanan Tinggi Lemak
konsumsi makanan tinggi lemak dapat menyebabkan obesitas dan meningkatkan peluang Anda terkena stroke.
Orang yang menerapkan diet tinggi lemak, lebih sering makan makanan diluar rumah daripada masak sendiri, konsumsi banyak junk food atau makanan berminyak menambah berat badan berlebih dengan cepat dan berisiko lebih tinggi terkena stroke.
4. Kurang Olahraga
Sebuah studi di Denmark yang diterbitkan dalam JAMA Neurology menemukan bahwa risiko stroke meningkat bahkan pada usia dini untuk orang yang dengan BMI lebih tinggi.
Kebanyakan orang yang mengikuti gaya hidup tidak aktif dan tidak melibatkam diri dalam aktivitas fisik atau olahraga apapun, cenderung menambah berat badan dan berisiko mengalami stroke.
Sumber: timesnownews
